- Back to Home »
- CERPEN : Janed
Diposting Oleh : Unknown
Sebuah mobil
melaju dengan sangat cepat. Saat itu malam telah larut tak banyak yang berlalu
lalang. Pengemudi mobil menambah kecepatannya sambil berteriak. Laki-laki itu
bernama Danis, dia menjadi seperti itu karena sedang patah hati. Perempuan yang
sangat dicintai ternyata menghianati dia. Pacarnya diam-diam menikah dengan
laki-laki lain. Hati Danis sangat hancur, seperti bom yang meledak di hatinya.
Secara tiba-tiba mobil Danis terhentak, seperti ban mobilnya melindas sesuatu.
Spontan Danis
mengerem mobilnya sampai ban mobilnya berasap. Dengan perasaan kaget bercampur
was-was, Danis turun dari mobil dan melihat apa yang sudah dilindasnya.
Berlahan dia berjalan kearah belakang mobilnya. Danis menghela nafas lega, karena
yang dilindasnya hanya botol.
Danis masuk
kedalam mobilnya dan hendak menuju ke suatu tempat. Rasa takut tadi, sesaat
telah menghilangkan perasaan sakit di hatinya. Danis berdiri diatas gedung
bertingkat yang tidak terpakai. Sambil melihat kearah bawah, Danis meneteskan
air mata. Diatas gedung angin malam berhembus cukup kencang, namun angin itu
tidak membuat Danis beranjak dari tempat dia berdiri.
Entah apa
yang ada dipikiran Danis, ternyata dia berniat untuk terjun dari atas gedung.
Danis berjalan satu langkah kedepan dan posisi tepat pinggir gedung. Ketika dia
hendak terjun kebawah, sebuah kerikik menghantam kepala Danis dari belakang.
“Auuuwwwwhhh
!!” Danis meringis kesakitan memegang
kepalanya
Danis menoleh
kebelakang tapi tidak ada orang lain disitu selain Danis. Danis mencoba tidak mempedulikan itu. Dia
kembali berdiri ditepi gedung. Saat dia hendak terjun, lagi-lagi kerikil
menghantam kepalanya. Kali ini membuat
Danis marah.
“woey !!!
jangan main-main. Keluar kalo berani ?” teriak Danis dengan maksud menyuruh
orang yang melempar Danis keluar
Masi sama
seperti sebelumnya, tidak ada orang lain ditempat itu. Saat Danis memalingkan
wajah kearah tempat Danis akan terjun, tiba-tiba berdiri seorang wanita
berpakaian serba putih. Danis kaget sampai dia jatuh terduduk.
“si..si..
siapa kau. Kenapa bisa ditempat ini ?” Tanya Danis dengan jantung deg-degan
karena kaget
“apa kau
pikir dengan cara bunuh diri maka semua masalah akan hilang?” kata wanita misterius itu
“siapa kau ?
kenapa tiba-tiba muncul didepanku dan sok menasehatiku !!” Tanya Danis
“aku bukan
siapa-siapa, aku hanya hantu penasaran !” wanita misterius mengatakan kalau dia
hantu
“he.he.he !
kau hantu ? hey dengar, aku bukan anak kecil yang bisa ditakuti !! tak peduli
dari mana kau datang, tapi aku minta kau cepat pergi sama seperti saat kau
datang. Jangan campuri urusanku !” Denis sambil berdiri
Danis berdiri
lagi di tepi gedung dan tak memperdulikan wanita itu. Sungguh mengejutkan,
wanita itu melayang tepat didepan Danis. Wajah Danis berubah pucat setelah
menyadari bahwa wanita misterius itu benar-benar hantu.
“ek…
ka…ka..kau benar-benar hantu !” Danis gemetaran
“sudah diberi
tahu tidak percaya !”
“haaaaaaaaaaaaaaaaa!!!”
Danis lari terbirit.
Danis
menyalakan mobilnya dan melaju dengan sangat kencang. Awalnya dia menjalankan
mobilnya sangat cepat karena kesal tapi sekarang karena ketakutan ketemu Janed.
Janed namanya
adalah Janed, dia meninggal karena dia bunuh diri karena ditinggal kekasihnya
menikah dengan wanita lain. Karena menjadi hantu penasaran, seseorang
mengurungnya didalam botol agar tidak mengganggu orang disekitarnya.
Wajah Danis tampak
sangat pucat, sesekali dia melihat kearah kaca sepion kawatir Janed mengikuti.
Sesampainya dirumah, dia langsung masuk kamar dan menguncinya rapat-rapat.
Danis
merebahkan badannya di kasur dengan nafas yang engos-engosan.
“padahal aku
mau mati bunuh diri, tapi malah mau mati dikejar-kejar hantu !!” guman Danis
sambil engos-engosan
Karena capek
berlari, tanpa sadar Danis tertidur tanpa ganti baju. Bahkan sepatunya masi
terpakai di kakinya. Keesokan harinya Danis terbangun dari tidurnya dan melihat
jam di samping tempat tidurnya. Waktu menunjukkan pukul 07.30. Danis beranjak
dari tempat tidur, mengambil handuk dan mandi. Danis adalah seorang penulis.
Banyak karya-karyanya yang telah diakui sebagai karya yang mengagumkan. Selama
ini dia tinggal sendiri dirumah yang dia beli dari uang hasil menulisnya. Dia
memutuskan hidup mandiri setelah ia berhasil menjadi penulis.
Selesai mandi
kemudian sarapan, Danis langsung membuka laptop dan melakukan hal yang sudah
biasa dia lakukan. Saat hendak mulai bekerja, dia melihat foto seorang wanita
yang dulunya sangat dia cintai tapi sudah menghianatinya. Danis terhenti
sejenak kemudian menghampiri foto tersebut. Untuk sesaat Danis memandang foto
tersebut kemudian membuangnya ditempat sampah.
“apa karena
wanita di foto itu kau memutuskan mau bunuh diri ?” kata hantu wanita yang dia temua diatas gedung
muncul dengan tiba-tiba
“kau !!”
Danis kaget dan kembali ketakutan mundur beberapa langkah
“apa kau
merindukanku ?” Janed menggoda Danis
“pergi..pergi
! aku tidak mengenalmu, aku juga tidak merasa punya kesalahan denganmu. Jadi
jangan ganggu aku, kembali lah ke alammu !” Danis meminta Janed pergi
“kau tahu,
itu akan kulakukan sejak dulu kalau aku bisa. Seperti yang kau lihat, aku arwah
penasaran. Tidak perlu takut, aku tidak akan menyakitimu !” Janed duduk diatas
tempat tidur Danis
“menyingkir
kau dari tempat tidurku. Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku ?” Tanya Danis
wajah takut
“yang aku
inginkan ? aku menginginkan apa yang kau inginkan. !”
“aku tidak
mengerti apa yang kau maksud !” Danis bingung
“masi ingat
botol yang kau tabrak semalam ?” wanita itu menyinggung botol yang ditabrak
Danis
“apa
hubungannya kau dengan botol itu. Ow maaf, apa itu botol punyamu. Aku akan
ganti asal kau mau pergi !”
“secara
teknis itu bukan botolku, itu botol orang lain. Ada yang mengurungku didalam
botol itu dan di botol ada aku. Jadi itu bukan botolku tapi aku ada di dalam
botol itu?”
“bisakah kau
bicara intinya saja. Kau bicara berputar-putar dan membuatku jadi pusing
mendengarnya!!!” Danis bingung mendengar cerita Janed
“intinya kau
sudah mengeluarkanku dari dalam botol. !”
“tapi aku
tidak sengaja !”
“ya memang,
tapi ketidak sengajaanmu itu sudah membuat aku bebas dari dalam botol !”
“ini gila,
aku yakin ini pasti mimpi !” Danis memegang kepalanya
“aku juga
berharap ini mimpi, dan saat terbangun hal semacam ini akan menghilang dan
tidak pernah terjadi.”
“jadi, apa
yang harus aku lakukan agar kau secepatnya pergi dan tidak menghantuiku ?”
Tanya Danis berharap Janed pergi
“kau tidak
perlu melakukan apa-apa karena aku tidak akan pergi. Aku sudah terikat janji
denganmu. Kau tahu, saat di dalam botol aku sudah bersumpah. Siapapun yang bisa
mengeluarkanku dari dalam botol, maka aku akan mengabdikan diriku pada orang
yang sudah mengeluarkanku !”
“jangan
bilang kau akan mengabdikan dirimu padaku karena aku sudah mengeluarkanmu dari
dalam botol, seperti cerita di film ?”
“ya memang
itu yang akan aku katakan !”
“oh tidak !
kenapa hal semacam ini terjadi padaku !” Danis duduk memegang kepalanya
Malam telah
menjelang, Danis menutup laptopnya dan beristirahat. Dia terlihat celingukan
kesana kemari, memastikan keberadaan Janed. Janed tidak ada dan bagi Danis itu
sesuatu yang baik. Dia masuk kamarnya dan membaringkan badannya diatas tempat
tidur.
“cuci kakimu
sebelum tidur !” Janed muncul dengan tiba-tiba
“ha !!” Danis
terkejut melompat dari tempat tidur
“ibuku selalu
menyuruhku mencuci kaki sebelum aku tidur !” kata Janed duduk diatas tempat
tidur
“apa yang
akan kau lakukan, aku minta kau keluar dari kamarku !”
“sebagai
laki-laki, kamarmu rapi juga. Karena setauku, kamar laki-laki selalu berantakan
!” kata Janed memuji Danis
“bila kau
sudah selesai menilai kamarku, aku minta secepatnya kau keluar !”
“kau itu
kasar sekali, lembut sedikit kenapa sih !!”
Danis menuju
pintu kamarnya dan membukakan untuk Janed agar secepatnya keluar.
“nah,
sekarang juga kau ……. !!!”
Janed sudah
menghilang sebelum Danis selesai bicara. Danis sedikit bingung, kemana perginya
hantu tadi. Danis berlahan mendekati tempat tidurnya sambil celingukan.
“apa masi ada
kamar kosong untukku ?” Janed muncul tiba-tiba dibelakang Danis
Danis kaget
sampai melompat keatas tempat tidur
“bisa tidak
kau tidak datang secara tiba-tiba begitu. Mengagetkan saja !!!” Danis wajah
kaget
“maaf, aku
kan Cuma Tanya saja ! ada apa tidak kamar kosong untukku !” Tanya Janed
“kau kan
hantu, kau bisa tidur dimana saja !!”
Danis mengingatkan
“ow iya, kok
aku lupa ya !!” Janed keluar dari kamarnya
“dasar hantu
yang aneh !!”
Hari telah
berganti, Janed sedang berada di dapur Danis. Dia bermaksud untuk membuatkan
sarapan untuk Danis. Janed membuka almari es dan mencari bahan-bahan untuk
sarapan yang akan dibuatnya. Janed tidak menemukan apa yang dia inginkan
didalam amari es, di dalam almari es hanya berisi minuman dan beberapa makanan
instan.
“ya ampun, apa-apain
ini. Kenapa alamari es ini dipenuhi makanan instan. Apa selama ini dia memakan
ini. Apa dia tidak bisa masak, atau paling tidak ada pembantu !” guman Janed
Beberapa lama
kemudian Danis keluar dari kamarnya. Saat hendak menuju almari es untuk minum,
dia melihat ada beberapa makanan di meja makan. Berlahan Danis mendekati meja
makan dan dia terlihat bingung kenapa tiba-tiba ada makanan di meja makan.
“makanan
dibuat tidak untuk dilihat saja, tapi untuk dimakan !!” kata Janes tiba-tiba
muncul di salah satu kursi di meja makan.
“apa kau yang
mendatangkan makanan ini ?” Tanya Danis
“lebi
tepatnya yang memasak makanan ini. Duduklah dan cicipi masakanku !!” Janed
meminta Danis mencicpi makanan yang sudah dibuatnya
Danis duduk
disalah satu kursi dan terlihat agak takut mencicipi masakan Janed.
“kenapa ? kau
tenang saja ini makanan manusia, dan tidak akan berubah menjadi ulat seperti
film horor yang ada di TV!” kata Janed
Danis mencoba
makanan yang dimasak oleh Janed. Dia memakan satu suapan kecil dengan perasaan
sedikit was-was. Dia mengunyahnya dan merasakan rasa makanan yang dimulutnya.
Danis merasakan rasa yang enak muncul dari makanan yang dimakannya, Danis
kemudian memakannya lagi. Danis sepertinya menyukai masakan Janed.
“kau tinggal
disini sendirian ?” Tanya Janed pada Danis yang sedang makan
“awalnya aku
memang sendiri, tapi sekarang tidak !!” jawab Danis
“kemana
keluargamu, rumah sebesar ini kok kamu sendirian ?” Tanya Janed lagi
“setelah aku
jadi penulis, aku sudah memutuskan untuk tidak merepotkan orang tua lagi. Aku
mau mandiri dan hidup dari apa yang aku peroleh dari tanganku sendiri. !” jawab
Danis
“jadi begitu
!”
Karena
profesinya seorang penulis, hampir setiap waktu Danis berada didepan laptopnya
untuk melakukan pekerjaannya. Setelah hampir seharian didepan laptop, Danis
terlihat tanda-tanda kelelahan. Dia berhenti senjenak untuk menghilangkan rasa
capek dibadannya. Terlihat beberapa kali dia memutar-mutar leher dan bahunya.
Danis beranjak dari meja kerjanya dan keluar mencari udara segar. Malam itu
rembulan bersinar terang dan terlihat sangat indah. Danis berdiri memandang
rembulan dan memunculnya senyuman diwajahnya.
“bisakah kau
agak geser sedikit, aku sedang menikmati sinar rembulan !” Janed dari arah belakang
Danis, duduk di kursi koridor rumah
“sejak kapan
kau duduk disitu ?” Tanya Danis
“setengah jam
sebelum kau berdiri disitu dan menghalangi pandanganku !” Janed berdiri dari
tempat duduk dan berdiri disamping Danis
Untuk sesaat
mereka terdiam memandang rembulan yang bersinar terang.
“bila aku
pikir-pikir lucu juga ya ! jika kau tidak datang malam itu dan menakutiku,
mungkin aku sekarang tidak bisa menikmati rembulan yang indah itu !” Danis
mengungkit rencana bunuh dirinya
“siapa bilang
aku datang menakutimu, justru aku datang dan menyelamatkanmu. Lalu apa yang
membuatmu ingin melakukan hal bodoh seperti itu ?” Tanya Janed
“aku
mencintai seorang wanita, dan yang aku tahu wanita itu juga mencintaiku.
Bersama dia aku mulai kenal dengan yang namanya cinta. dan bersama dia juga aku
mulai kenal dengan yang namanya rasa sakit. Aku selalu berusaha bersikap dan
berbuat yang terbaik untuknya. Tapi ternyata aku tidak bisa melakukan hal
tersebut. Dia memutuskan mencari laki-laki yang lebih baik dariku dan akan
menjadikannya suami. Dia memanggilku dan memperkenalkan pada seorang laki-laki.
Aku pikir laki-laki itu adalah saudaranya, tapi ternyata laki-laki itu adalah
calon suaminya. Aku saat itu seperti orang kehilangan arah dan tak tahu harus
melakukan apa dan pergi kemana.“ cerita Danis
“aku mengerti
yang kau rasakan karena aku juga merasakan hal yang sama seperti yang kau
rasakan. Memang ditinggalkan orang yang kita cintai adalah hal yang sangat
menyakitkan. Hidup terasa tak berguna dan tak ada artinya. Satu-satu jalan yang
dipikirkan pada situasi seperti itu adalah mati. Tapi kau beruntung tidak mati,
tapi aku yang sudah mati ini merasa menyesal. Aku pikir dengan mati masalah
akan selesai tapi ternyata tidak. Aku semakin sengsara dan lahir sebagai arwah
penasaran. Aku tidak tahu sampai kapan aku seperti ini!” Janed menceritakan
tentang kematiannya
“jadi kau
bunuh diri karena ditinggal kekasihmu ?” Tanya Danis
“ya, dia akan
menikah dengan seorang wanita yang tidak aku kenal. Tapi aku masi ingat wajah
wanita itu. Aku bersumpah akan membalas wanita yang sudah merebut laki-laki
yang aku cintai itu !”
“kau kan
sudah jadi hantu, jadi kau bisa melakukan apapun dan bahkan bisa mencari wanita
itu dengan mudah !”
“ada banyak
hal yang tidak bisa dijelaskan mengenahi duniaku sekarang. Di duniaku juga ada
peraturan dan aku harus mematahuinya dan tidak bisa berbuat semauku !!”
Hari kelima
semenjak kehadiran Janed dalam kehidupan Danis. Awalnya Danis takut dengan
keberadaan Janed, tapi sekarang Danis sudah mulai menerima Janed sudah mulai
terbiasa dengan keberadaan Janed. Danis sedang melakukan kegiatan lari pagi
dengan tujuan agar kondisi badannya tetap sehat. Janed tiba-tiba muncul dan
menyalip Danis.
“kau lambat
sekali, coba kejar aku kalau bisa !!” Janed sambil melayang
“hey, awas ya
!!!” Danis mempercepat larinya dan mengejar Janed
Danis terus
mengejar Janed karena dia tidak mau kalah dengan Janed. Tapi bagaimanapun usaha
Danis, Danis tidak akan bisa mengejar Janed karena Janed adalah hantu. Setelah
jauh mengejar, Danis beristirahat karena dia sudah berlari sangat jauh. Danis
terlihat engos-engosan dengan badan dipenuhi keringat.
“dasar payah,
begitu saja tidak bisa mengejar !!” Janed datang memberikan sebotol minuman
“kau curang,
kau melayang dan aku berlari. Jelas saja aku kalah !!” Danis protes
“ya baiklah
!!” Janed menginjakkan kakinya di tanah
Saat Janed mennginjakkan
kainya ke tanah, Danis dengan cepat berlari sambil tertawa meninggalkan Janed. Danis
bermaksud mengerjai Janed.
“woooeeeyyy,
Danis !! tunggu aku !!!” Janed berteriak pada Danis yang berlari
“ayo kejar
kalo bisa ! ha.ha.ha !!” teriak Danis dari kejauhan
“keterlaluan,
masa hantu dikerjai !!” gerutu Janed kesal
Hari mulai
siang, seseorang terdengar sedang mengetuk pintu rumah Danis. Janed yang
mendengar langsung datang dan membukakan pintu. Orang yang datang adalah David
teman Danis. Alangkah terkejutnya David, melihat pintu terbuka namun tidak ada
orang yang membuka. Danis bengong karena merasa bingung bercampur takut.
“hai Bim,
silahkan masuk !!!” Danis datang dan mempersilahkan masuk
“pintumu tadi
terbuka sendiri. Jangan-jangan rumahmu ini ada penunggunya. !!!” kata David was
was
“mungkin kena
angin, mana ada hantu siang-siang begini. Ayo masuk !!” Danis mengajak David
masuk
“aku datang
untuk menyerahkan sisa pembayaran buku yang kau buat. Ini sangat jauh dari
perkiraanku, ternyata Bukumu sudah terjual 2000 copy. Menurutku ini pencapaian
yang luar biasa !!”
“benarkah !
baguslah kalau banyak yang suka !!”
“teruslah
berkarya, sepertinya kau akan mengalahkan penulis-penulis yang sudah terkenal
!!”
“ini untukmu
!!” Danis memberikan beberapa lembar uang kepada David
“tidak,
uangku masi ada. Simpan saja untuk keperluanmu sendiri !!” David menolak
“terima kasih
kalau begitu !!”
“ya sudah aku
permisi kalau begitu !!” David pamit
“ya silahkan
!!”
Malam itu
Danis mengajak Janed makan malam. Disebuah rumah makan sederhana, mereka duduk
bersama menikmati makanan. Danis melihat Janed makan nasi goreng dengan
lahapnya.
“berapa lama
kau didalam botol ! melihat caramu makan, sepertinya kau sudah lama tidak makan
?” Tanya Danis bercanda
“aku selalau
seperti ini kalau didepanku ada nasi goreng. Jadi bukan karena aku lama tidak
makan !!” jawab Janed dengan mulut penuh nasi goreng
“jadi kau
suka nasi goreng, aku pesankan satu lagi kalau masi kurang !!”
“tidak usah,
aku memang suka makan nasi goreng tapi aku tidak serakus itu !!!”
Orang
disekeliling Danis melihat Danis dengan tatapan aneh. Seolah mereka melihat
sesuatu yang aneh dari diri Danis. Pandangan orang-orang itu membuat Danis
merasa tidak nyaman.
“apa ada yang
aneh dengan penampilanku, kenapa semua orang melihatku seperti itu ?” Tanya
Danis pada Janed
“apa selama
kau tidak tahu, aku kan hantu. Jadi tidak ada yang bisa melihatku selain kamu
!!” Janed menjelaskan
“apa !!!”
Danis terkejut
“jadi kau
beneran belum tahu. Ha.ha.ha.ha kau itu lucu, masa dari tadi tidak sadar !!”
Janed tertawa
“jangan
tertawa !!” Danis muka malu dan salah tingkah
“mereka pasti
mengira kau sudah gila. Bicara sendiri ! ha.ha.ha. !!” Janed tertawa makin
kencang
“jangan
tertawa, aku bilang jangan tertawa !!” Danis kesal
“maaf aku
pikir kau sudah tahu !!” Janed meminta maaf sambil tertawa
Selesai
makan, Janed dan Danis pulang. Didalam mobil, Janed melihat terus kearah Danis
yang sedang menyetir mobil. Tampak raut muka yang kesal di wajah Danis.
“apa aku
membuatmu marah ?” Tanya Janed
“jangan
berbicara disaat aku sedang menyetir !” Danis tidak mau berbicara pada Janed
“aku tidak
bermaksud mempermalukanmu, tapi benar aku kira kau sudah tau kalau aku tidak
terlihat dan satu-satunya orang yang bisa melihatku hanya kamu !!” Janed
menjelaskan
“senang aku
mendengarnya kalau aku satu-satunya orang yang bisa melihatmu !” Danis nada
menyindir
Matahari hari
itu bersinar sangat terang. Cahayanya yang silau menembus kamar Danis yang saat
itu tirainya terbuka. Silaunya sinar matahari membangunkan Danis dari tidurnya.
Danis beranjak dari tempat tidur dan pergi mandi. Pagi itu terasa sangat sepi.
Danis tidak melihat Janed dimana-mana. Kemana perginya Janed kata Danis dalam
hati. Setelah mandi dan berganti pakaian, Danis melihat ke meja makan. Danis
melihat ada makanan yang siap dinikmati di meja makan. Danis duduk di meja
makan dan hendak menikmati makanan yang ada diatas meja makan. Saat Danis
hendak memakan makanan satu suapan, Danis melihat secarik kertas di atas meja
makan. Danis mengambil kertas itu dan membacanya. Ternyata kertas itu adalah
tulisan dari Janed.
“tidak perlu
mencariku, aku pergi ke suatu tempat
yang sudah lama tidak aku datangi. Makanlah makanan yang ada di meja ini.
Jangan membuatku marah dengan menyisakan makan yang sudah susah payah aku buat.
Ingat, harus dihabiskan semua. Janed !” bunyi tulisan dari Janed
“yang benar
saja, makanan sebanyak ini disuruh menghabiskan. Bisa meledak perutku !!” kata
Danis setelah membaca pesan dari Janed
Hari mulai
sore, Janed belum pulang. Di meja kerjannya Danis melihat kea rah jam dinding dan
bertanya-tanya kemana perginya Janed kok tidak pulang-pulang. Ternyata
kebiasaan Janed yang mebuat suasana jadi rame baru dirasakan Danis. Danis baru merasa suasana sepi kalau Janed
tidak ada. Danis mengehntikan pekerjaannya dan menuju ruang santai. Danis
menyalakan TV untuk menghilangkan rasa bosan dan sepi. Tak terasa Danis sudah
melihat TV beberapa jam lamanya. Hari mulai gelap dan Janed tidak kunjung
pulang.
Danis menuju
dapur dan mau memasak mie instan. Karena tidak pernah memasak, Danis terlihat
kerepotan menyalakan kompor gas. Dia mengotak-otik kompor gas tapi api tidak
juga menyala.
“tekan dulu
baru diputar !!” Janed tiba-tiba muncul membantu Danis menyalakan kompor
“ternyata kau
pulang juga !!” Danis perasaan senang
“apa kau
merindukanku ?” Janed menggoda Danis
“siapa juga
yang merindukanmu. Kau pergi begitu saja, menyiapkan sarapan tapi tidak
menyiapkan makan malam. Kau tahu aku kelaparan !!” Danis menyangkal
“maaf,
sekarang biar aku yang buatkan mienya. Kau keluar saja !!” Janed membuatkan mie
Danis
Danis duduk
dimeja makan. Danis tersenyum sendiri karena merasa senang Janed akhirnya
pulang. Tak lama menunggu, Janed datang dengan membawa semangkuk mie dan
meletakkan didepan Danis.
“kau pergi
kemana saja seharian ini ?” Tanya Danis sambil melahap mie didepannya
“aku menemui
orang tuaku !” jawab Janed
“benarkah,
bagaimana kabar ayah ibumu, apa mereka baik-baik saja !!” Tanya Danis lagi
“ayah ibuku
tidak pernah baik semenjak kematianku. Mereka masi sama seperti saat aku
tinggal. Kurang bersemangat, dan masi aku lihat kesedian di wajah mereka.
Bahkan mereka tampak semakin kurus. !” cerita Janed
“kenapa kau
tidak bicara pada ayah ibu dan mengatakan apa yang terjadi padamu sekarang ?”
Danis menyarankan
“pasti
kulakukan itu dari dulu kalau aku bisa. Walau aku sudah mati, aku tidak boleh
sembarangan menampakkan diri pada orang lain. Untuk bisa bertemu orang tuaku
saja aku harus menunggu !!”
“ternyata
jadi hantu urusannya serumit itu !!”
“Danis,
maukah kau melakukan sesuatu untukku ?” Janed hendak minta pertolongan Danis
“apa ?” Tanya
Danis sambil makan
“maukah kau
menemui ayah ibuku ?”
Mendengar
permintaan Janed, membuat makan Danis terhenti.
“kau
memintaku menemui orang tuamu ?”
“ya, karena hanya
kau yang bisa aku mintai tolong !!” Janed memohon
“beri aku
alasan kenapa aku harus membantumu karena aku tidak kenal dengan orang tuamu
dan bahkan aku tidak tahu bagaimana kehidupanmu !!”
“karena aku
akan jadi arwah penasaran selamanya karena melihat orang tuaku menderita karena
aku ! aku mohon, bantu aku !”
Setelah
berfikir beberapa lama, akhirnya Danis bersedia membantu Janed. Pagi itu Janed mengantar Danis kerumahnya
untuk bertemu dengan orang tuanya. Sesampainya dirumah Janed, Danis turun dari
mobil dan memandang jauh kerumahnya Janed.
“aku tidak
tau apa yang harus aku katakan pada ayah ibumu !!” Danis merasa tidak percaya
diri
“kau cukup
membuat ayah ibuku tidak bersedih lagi dan merelakan aku pergi !!” kata Janed
Didepan rumah
Janed, tepatnya didepan pintu. Danis terlihat celingukan seperti mencari
sesuatu.
“kau sedang
apa ?” Tanya Janed
“mana bel
rumahmu ?” Danis menanyakan bel rumah Janed
“oh ya ampun.
Aku kira kau sedang apa. Rumahku tidak difasilitasi dengan bel jadi ketuk pintu
saja !!” Janed menyuruh mengetuk pintu
Sebelum
mengetuk pintu, rumah Janed dibuka dari dalam oleh seseorang. Orang itu adalah
ibunya Janed. Melihat pintu terbuka, Janed langsung menghilang.
“selamat pagi
bu ?” sapa Danis
“selamat
pagi, mas ini siapa ya dan mau cari siapa ?” Tanya Ibu Janed
“saya Danis,
temannya Janed !”
Mendengar
nama Janed disebut, ibunya Janed terdiam beberapa saat dan wajahnya berubah
sedih. Ibu janed mempersilahkan Danis masuk. Danis langsung bertemu dengan ayahnya
Janed dan saling berbicara.
“jadi mas ini
temannya Janed, tapi Janed kok tidak pernah cerita ke Bapak kalau punya teman
bernama Danis ?” tanya ayahnya Janed
“saya memang
baru mengenal Janed Pak, mungkin Janed lupa menceritakan kepada Bapak !”
“mungkin juga
ya, terus maksud kedatangan nak Danis kesini untuk apa ?” tanya Ayahnya Janed
“sebagai
temannya Janed, saya berharap bapak bisa mengikhlaskan kepergian Janed !!”
“Ibu dan
Bapak tidak pernah ikhlas dengan kepergian Janed nak Danis !!” kata Ibunya Janed
datang menyuguhkan segelas teh hangat kemudian duduk disamping suaminya
“seperti yang
dikatakan Ibu, Bapak juga tidak pernah ikhlas dengan kepergian Janed apalagi
dengan cara bunuh diri seperti itu. Bapak dan Ibu sebenarnya masih tidak
percaya, kenapa Janed sampai melakukan hal semacam itu !” Ayahnya Janed
menambahkan
“pernahkah
bapak dan ibu bertanya bagaimana keadaan Janed di alam sana. Janed pasti merasa
tidak tenang karena bapak dan ibu masih belum bisa melepas Janed. Apalagi
melihat keadaan bapak dan ibu seperti ini. Saya yakin, Janed yang disana akan
merasa sedih. Sudah saatnya bapak dan ibu mengiklaskan kepergian Janed agar
Janed bisa pergi dengan tenang !” nasehat Danis
“bagaimana nak Danis tau kalau Janed tidak
tenang di alam sana ?” tanya Ayahnya Janed
“memang saya
tidak tahu keadaan Janed di alam sana, tapi saya yakin Janed masi bisa melihat
yang bapak ibu lakukan. Bapak ibu pasti tau bagaimana rasanya seorang anak
melihat orang tuanya yang lagi sedih. !”
Mendengar
nasehat Danis, membuat bapak ibu Janed sedikit sadar bahwa selama ini mereka
terlalu kawatir dengan nasib Janed. Waktu sudah sore, Danis pamitan untuk
pulang. Sebelum pulang Danis bertanya tempat makamnya Janed dan Danis
mengunjungi makam Janed.
Danis menelusuri
makam dan berhenti disebuah makam
dengan batu nisan yang tertulis nama Janed. Danis duduk disamping makam Janed
dan memegang batu nisan makam Janed.
“sampai saat
ini aku masi belum percaya kalau ini adalah makamku !!” Janed muncul disamping
Danis
“kau pasti
kesepian didalam sana ?”
“ya, dan juga
gelap !!”
“bisa tolong
geser sedikit, aku mau bersihkan makammu. Kau lihat, rumput ada dimana-mana !!”
Danis hendak membersihkan makam Janed
“terima kasih
karena kau sudah mau menemui orang tuaku !!” Janed berterima kasih
“aku memang
sudah melakukan apa yang kau minta, tapi aku tidak yakin apa yang aku lakukan
sudah seperti yang kau harapkan !” Danis sambil mencabuti rumput
Setelah
membersihkan makam Janed, Danis berdoa untuk Janed kemudian pulang. Sesampainya
di rumah, Danis langsung mandi. Selesai mandi, Danis menuju meja kerjanya dan
melakukan pekerjaannya. Kalau sudah didepan laptop dan menulis, Danis lupa
waktu. Karena sudah lama Danis bekerja dan malam semakin larut, Danis terlihat
beberapa kali menguap karena mengantuk.
Karena
melihat Danis menguap terus, Janed membuatkan secangkir kopi untuk Danis.
“aku tak
pandai membuat kopi, tapi mudah mudahan kopi itu bisa menghilangkan kantukmu !”
Janed meletakkan secangkir kopi disamping Danis
“kopi tidak
bisa menghilangkan kantuk, hanya tempat tidur yang bisa menghilangkan kantuk
!!” kata Danis
“lalu kenapa
tidak pergi ketempat tidur saja ?” tanya Janed
“itu akan aku
lakukan setelah aku selesaikan pekerjaanku !!”
“bila kau
tidak keberatan, bisa tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau konsentrasi pada
pekerjaanku dan terima kasih kopinya!!” Danis meminta Janed pergi
“ya baiklah
!!” Janed pergi
Beberapa jam
telah berlalu, Janed mendatangi Danis lagi. Danis saat itu terlihat telah
tertidur pulas di meja kerjanya dengan kondisi laptop masih menyala. Keesokan
harinya, Danis terbangun dari tidurnya. Dia sedikit terkejut karena saat dia
bangun tiba-tiba diatas tempat tidur. Padahal tadi malam Danis tertidur di meja
kerjanya.
Danis
merebahkan kembali badannya diatas tempat tidur karena masih mengantuk. Danis
memiringkan badannya kekanan dan kaget, Janed tiba-tiba tidur disampingnya.
“apa yang kau
lakukan ?” Danis terkejut dan loncat dari tempat tidur
“tidak perlu
kaget seperti itu, aku hanya mau memberi tahu. Sarapan sudah siap. !” Janed bangun
dari tempat tidur kemudian hendak keluar
“tunggu !!”
Danis menyuruh Janed berhenti
“apa ? apa
kau ingin aku mengantar makananmu kesini ?” tanya Janed
“apa kau yang
memindahkanku ke sini ?” tanya Danis
“ya, siapa
lagi. Aku tidak bisa mengangkatmu jadi aku seret saja samai ketempat tidur !!”
Janed bercanda
“apa ! kau
menyeretku dari meja kerjaku ke kamar !!” Danis percaya
“he.he.he.
aku hanya bercanda. Cepat sarapan, nanti makanannya dingin !!” Janed keluar
Siang harinya
Danis terlihat keluar rumah dan sepertinya hendak kesuatu tempat. Dia
menyalakan mobilnya dan berangkat.
“siang ini
panas sekali ya !!” Janed tiba-tiba mncul disamping Danis yang sedang menyetir
“ya ampun.
Ternyata enak ya jadi hantu. Bisa muncul dimana saja dan kapan saja. Tapi apa
kau tahu apa yang tidak aku sukai di setiap kemunculanmu ?” Danis menyinggung
tentang kemunculan Janed yang suka tiba-tiba
“memangnya
apa yang tidak kau sukai dari kemunculanku ?” tanya Janed
“kau selalu
mengagetkanku. Aku bisa kena serangan jantung bila terus-terusan begini. !”
Danis nada tidak suka
“ya maaf,
lain kali aku tidak akan muncul tiba-tiba lagi !!” Janed meminta maaf
“sekarang apa
yang kau ………… !!!” Danis belum selesai ngomong Janed sudah menghilang
“dasar, suka
muncul tiba-tiba dan pergi juga tiba-tiba. Janed…. Janed !!!” gerutu Danis
Danis
memarkir mobilnya disebuah restoran dan masuk untuk menemui seseorang. Orang
yang ditemui Danis adalah David, rekan kerjanya dan sekaligus managernya.
“Hai Dan,
silahkan duduk !!” sapa David pada Danis
“apa kau
sudah menunggu lama ?” Danis duduk didepan David
“tidak juga !
jadi apa kau sudah menyelesaikan tugasmu ?” tanya David
“seperti
janjiku, aku telah menyelesaikan tepat waktu. Ini !!!” Danis memberikan hasil
karyanya
sepertinya
kau tambah hebat saja, orang-orang pasti menyukainya !!” David memuji Danis
sambil membaca karyanya
“aku selalu
melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin !!”
“ya, dan
hasilnya sangat baik ! sekarang kita makan dulu, sudah lapar !!” David mengajak
makan
“ya, aku juga
sudah lapar !!” Danis mulai makan
“oh iya, apa
kau sudah tahu kalau Novi tidak jadi menikah ?” David memberi tahu kalau Novi,
wanita yang dia cintai tidak jadi menikah
Mendengar
perkataan David, Danis tersedak dan sampai batuk-batuk.
“kau kenapa,
ini minum !!” David memberi Danis segelas minuman
“apa kau
bilang, Novi tidak jadi menikah ?” tanya Danis untuk meyakinkan
“ya, tapi aku
belum tahu alasannya apa !”
“jadi benar
!!”
“kau pasti
senang karena wanita yang kau cintai ternyata tidak jadi menikah dengan orang lain !”
“entahlah
Vid, seharusya aku senang mendengarnya tapi, kau tahu sendiri kalau dia pernah
membuat hatiku sakit. !!” Danis bimbang
“tidak ada
salahnya kalau kau membuka hatimu lagi untuknya. Aku yakin dia juga masih
sangat mencintaimu !!” nasehat David
Malam itu
Danis tidak bisa memejamkan matanya. Dia diselimuti rasa bimbang. Dia bangun
dari tempat tidur dan duduk di luar depan kamarnya. Danis duduk diluar sudah
beberapa jam, dan akhirnya dia kembali
ke dalam dan kembali bebaring diatas tempat tidur. Tak lama berbaring, akhirnya
Danis tertidur.
Pagi telah
datang, dan Danis belum bangun dari tidurnya.
Janed
mencolek-colek pipi Danis dengan jari telunjuknya bermaksud membangunkan Danis.
“hey Danis,
bangun. Sudah siang !” Janed membangunkan Danis masih dengan mencolek-colek
pipi Danis
Danis
terbangun tapi tidak membuka mata hanya berpindah posisi tidur.
“hmmmm, ni
anak. Susah banget banguninnya !!!” Janed berdiri sambil bertolak pinggang
“hey Danis
cepat bangun, sudah siang. Sampai kapan kau akan tidur !!!” Janed mencoba
membangunkan Danis dengan menggoyang-gotang badan Danis
Walau
bersusah payah, Danis tetap tidak mau bangun. Dia hanya berganti posisi dan
tidak mau bangun. Usaha Janed
membangunkan Danis berhenti setelah rumah Danis diketok oleh seseorang.
“Bangun
Danis, kayaknya ada orang yang datang !” Janed memberi tahu Danis kalau ada yang datang
Danis tetap
tidak mau bangun. Akhirnya Janed sendiri yang membukakan pintu. Janed keluar
kamar Danis dan menuju pintu. Saat membuka pintu, Janed terlihat terkejut dan
berjalan mundur sampai badannya membentur tembok. Yang datang kerumah Danis
adalah Novi wanita yang selama ini dicintai Danis. Hal yang sangat menggagetkan
untuk Janed, ternyata wanita itulah yang merebut pacarnya Janed sampai dia
bunuh diri.
“siapa yang datang ?” tanya Danis pada
Janed bangun dari tidurnya
Danis juga terkejut dengan kedatangan
Novi. Dia seolah terhipnotis dan tak mampu berkata apa-apa.
“Hai Dan, bagaimana kabarmu ?” sapa Novi
“apa aku boleh masuk ?” Novi ingin masuk
Novi diajak masuk Danis dan duduk di ruang
tamu. Danis mengambilkan segelas minuman dan menghidangkan kepada Novi.
“silahkan diminum !!” Danis menyuguhkan
segelas minuman
“terima kasih !!” Novi berterima kasih
Danis terus memandang Novi, dia masih tak
percaya kalau Novi ada dihadapannya. Wanita yang sudah menyakitinya sekarang
ada dihadapannya. Danis tidak bisa membohongi dirinya kalau dia masih mencintai
Novi. Sehingga dia bingung harus senang atau marah.
“kau pasti merasa tidak suka dengan
kedatanganku. Tidak apa-apa itu wajar karena aku sudah menyakitimu sudah
menelantarkanmu dan mengabaikan cinta darimu. Dan kau pasti berharap tidak lagi
bertemu denganku. !” Novi mengawali pembicaraannya
“lalu kenapa kau datang menemuiku ?” tanya
Danis
“aku ingin menebus semua kesalahan yang
telah aku perbuat padamu. Aku ingin memperbaikinya dan memulai dengan sesuatu
yang baru !!” kata Novi
“memulai sesuatu yang baru. Begitu
mudahnya kau mengatakan itu, sama mudahnya seperti saat kau meminta aku pergi.
Aku tidak tahu kenapa kau tidak jadi menikah, tapi tidak jadi menikah bukan
berarti kau bisa dengan mudah kembali padaku !!” Danis mengutarakan tidak mau
baikan dengan Novi
“jadi kau sudah tahu, kalau aku tidak jadi
menikah ?” Novi sedikit terkejut
“walau aku sudah tahu aku juga tidak mau
tahu. Sebaiknya kau pulang, aku masih banyak urusan !” Danis beranjak dari
tempat duduknya
“Danis, beri aku kesempatan bicara !!”
Novi mencoba menahan Danis
“bukankah dari tadi kau sudah berbicara.
Apa lagi yang ingin kau bicarakan ! pergilah, terima kasih atas kunjungannya”
Danis masuk kedalam
“Danis.... Danis !!!”
Karena
tidak dihiraukan Danis, Novi akhirnya pulang. Janed yang saat itu masih disitu
melihat Novi dengan wajah yang diselimuti kemarahan yang seolah mau meledak.
Janed mengikuti Novi pulang. Sesampainya dirumah, Novi masuk kamarnya dan
menangis. Janed juga ada dikamar Novi masi dengan wajah penuh amarah.
Seperti yang pernah dikatakan Janed, dia
tidak akan memberi hukuman pada wanita yang sudah merebut kekasihnya. Sore
harinya, Novi keluar dari kamar. Dia mengambil minum dan menuju meja makan. Dia
menaruh gelas diatas meja dan akan menuangkan air. Saat Novi akan menuangkan
air, tiba-tiba gelas bergeser sendiri. Hal itu membuat Novi sedikit bingung.
Novi mengabaikan hal itu, dia mendekatkan lagi gelasnya. Gelas lagi-lagi
bergeser sendiri saat Novi akan menuangkan air.
Novi mulai ketakutan dan pandanganya
mengarah kesana kemari. Saat dia melihat gelas yang didepannya, ternyata gelas
itu sudah menghilang entah kemana. Seketika itu Novi langsung lari ke kamarnya
dan mengunci pintunya. Hal aneh itu tentu saja ulah dari Janed yang saat itu
masih berada dirumah Novi.
Novi berdiri dipintu kamarnya dengan nafas
engos-engosan. Sesaat kemudian pintu kamar Novi diketok oleh sesorang. Novipun
semakin takut dan berlahan ia membuka pintu. Saat pintu telah dibuka, ternyata
tak ada siapa-siapa. Novi langsung mengunci pintunya lagi dan lompat ketempat
tidur.
Janed kembali kerumah Danis dan akan
kembali suatu saat nanti. Pagi itu Janed terlihat sedang melamun diruang tamu.
Tampak juga wajah dengan penuh benci dan kekecewaan. Ternyata dia masih
memikirkan Novi. Dia masih belum percaya, ternyata wanita yang dicintai Danis
adalah wanita yang merebut cintanya.
“jadi hantu juga suka melamun ?” Danis
datang dan duduk di kursi sebelah Janed
“walau aku sekarang hantu, tapi aku dulu
juga manusia.” Sahut Janed
“apa kau baik-bik saja, kau tidak biasanya
seperti ini ?” tanya Danis merasa Janed terlihat beda
“aku tidak apa-apa, jangan hiraukan aku !”
Janed nada jutek
“ya baiklah aku tidak akan bertanya kau
kenapa, tapi aku mau tanya kenapa meja makan kosong. Apa kau tidak masak ?”
tanya Danis ingin makan
“aku sedang malas masak, suasana hatiku
sedang buruk. Maaf, kau masak mie instan saja !!” Janes nada kurang bersemangat
“Apa sesuatu telah terjadi ?” tanya Danis penasaran
“terima kasih atas perhatianmu, aku tidak
apa-apa !” Janed berdiri dari tempat
duduk dan pergi
“ada apa dengan dia, kok tiba-tiba aneh
gitu ?” guman Danis heran
Sinar matahari berubah warna menjadi
orange, pertanda waktu sudah sore. Danis terlihat di meja kerjanya sedang sibuk
dengan laptopnya. Sesaat kemudian Janed datang menaruh semangkuk mie instan di
meja kerjanya Danis.
“wah, dari mana kau tahu kalau aku lapar
?” Danis mengambil mie
“kau memang tidak mengatakan, tapi perutmu
yang mengutarakan !!” kata Janed
“Ssssssssss !!” desis Danis kepanasan
“hey itu masi panas, jangan langsung
dimakan ! kau bagaimana sih !” Janed memberikan Danis segelas air
“wah, mulutku seperti terbakar !!” Danis
sambil mengipasi mulutnya dengan tangan
“salah sendiri, sudah tahu panas main
makan aja ! oh iya, aku menemukan undangan ini di meja. Sepertinya pesta !!”
Janed membaca undangan ditangannya
“itu undangan Valentine, tapi undangan itu
tidak untukku !!” Danis sambil makan mie
“bukan untukmu ? disinikan tertulis namamu
?” Janed menunjukkan kover undangan
“baca tulisan merah disudut kanan bawah !”
“wajib berpasangan ?”
“itu acara untuk mereka yang punya
pasangan. Orang seperti aku ini tidak cocok berada disana !!” kata Danis nada
sedikit kecewa
“aku mau jadi pasanganmu !!” Janed
tiba-tiba menawarkan diri jadi pasangannya
Danis
“kau jangan bercanda, kau kan hantu. Aku
sudah trauma kejadian masa lalu. Bicara sendiri dikira orang gila !!”
“hey, aku memang tidak terlihat tapi bukan
berarti aku tidak bisa membuat diriku terlihat !!” Janed nada serius
“benarkah ?”
Malam telah datang, Danis sedang
mengenakan kemeja dengan rapi dan terlihat tampan. Selesai mengenakan kemeja,
Danis keluar dari kamarnya dan menunggu Janed. Tak lama menunggu, Janed muncul
dengan mengenakan pakain dengan model baju seperti daster.
“kau terlihat seperti ibu-ibu yang selesai
melahirkan. Apa tidak aja pakaian lain !” Danis menilai pakaian yang dikenakan
Janed
“tidak bagus ya, baiklah aku ganti !”
Janed masuk dan berganti pakaian
Sesaat kemudian Janed keluar dengan
pakaian keduanya. Dia tampak seperti putri sinderella seperti yang didongeng.
“kau yang tadinya terlihat aneh, sekarang
jadi semakin aneh. Apa kau mau bertemu pangeran di pesata nanti. Kenapa kau
memakai pakaian seperti sinderella ?”
“ini bukan seperti sinderella tapi ini
memang pakaian sinderella. Aku hanya ingin mengenakan pakaian idolaku !” Janed
sedikit kecewa
“cepat ganti, gunakan pakaian yang simpel
dan tidak terlalu menyolok !!” Danis menyuruh Janed berganti pakaian
“hmmmmm, repot banget sih !!” Janed masuk
untuk berganti pakaian lagi
“ini yang terakhir !” Janed menunjukkan
pakaiannya yang ke tiga
Danis terlihat begitu terpanah melihat
Janed dengan pakaian yang dikenakannya. Janed terlihat angggun dan cantik.
Danis menatap Janed dan tak berkedip.
“hey, tadi kau begitu cerewet menghina
semua pakaianku, tapi kenapa kau sekarang diam begitu ? masih terlihat aneh ya
?”
“kau cantik !!!” kata Danis muncul dari
mulutnya begitu saja
“benarkah ?” Janed muka memerah dan
tersenyum
Setibanya di tempat pesta, Danis dan Janed
disambut oleh beberapa teman-temannya. Danis dihampiri David, rekan kerja Danis
“hey, kau datang juga. Aku kira kau tidak
datang !” David menjabat tangan Danis
“aku bosan dirumah terus, sekali-kali
keluar cari hiburan !”
“kau datang ketempat yang tepat.
Ngomong-ngomong, siapa wanita cantik ini ?” tanya David melihat kearah Janed
“oh iya. David, ini Janed. Janed, ini
David !!” Danis memperkenalkan Janed pada David
“halo, kau terlihat cantik !!” David
memuji menjabat tangan Janed
“terima kasih !” Janed membalas jabatan
David dengan senyuman
“kalu begitu selamat menikmati pestanya,
aku tinggal dulu !!” David kemudian pergi
“ya, silahkan !”
Danis mengajak Janed mengambil minuman dan
makanan.
“ramai sekali, apa semua orang disini
teman-temanmu ?” tanya Janed sambil mencicipi makanan
“tidak semua, hanya beberapa saja. Aku
tipe orang yang tidak pandai bergaul. Jadi aku hanya kenal tapi tidak terlalu
dekat. !” jawab Danis
“aku jarang ke pesta seperti ini. Kalau
tidak acara sunatan ya acara nikahan !!”
“Ha.ha.ha.ha !!” Danis tertawa mendengar
perkataan Janed
“jangan tertawa, malu kan dilihat orang
!!” Janed memukul bagu Danis
“maaf, kau sebenarnya tinggal di desa
mana. Kok sepertinya tidak begitu akrab dengan pesta ?” tanya Danis sambil
tertawa
“ya aku memang orang desa, apa kau puas
!!” Janed kesal
“he.he.he bercanda begitu saja marah !!”
“aku mau keluar sebentar, tempat ini
terlalu ramai !” Janed keluar
“jangan jauh-jauh !!”
Disaat Danis sedang sendiri, dari kejauhan
Danis melihat Novi seperti akan mendatanginya. Danis merasa bingung, harus
menghindar atau tetap ditempatnya.
“jadi kau datang juga !” sapa Novi duduk
disamping Danis
“tapi aku akan pergi !” Danis hendak
meninggalkan Novi
“tunggu Danis !” Novi memgang tangan Danis
“sebaiknya mulai sekarang, jangan muncul
lagi dihadapanku !” Danis melepaskan tangan Novi
“tapi kenapa, katakan padaku Danis. Apa
yang harus aku lakukan agar kau bisa menerimaku kembali ?” Novi memohon
“karena dia sudah ada wanita lain !” Janed
tiba-tiba muncul menggandeng tangan Danis
Novi terlihat kaget dan tidak pernah tahu
kalau Danis sudah punya pengganti dirinya.
“kau sudah tahu alasannya kan ?” Danis
meyakinkan Novi
“tidak mungkin !” Novi masih belum percaya
“sebaiknya mulai sekarang jangan pernah
muncul lagi dihadapanku. Bila kau benar-benar sudah berubah, maka carilah
laki-laki yang lebih baik dariku. Cintai dia dan jangan sekalipun
menyia-nyiakan cintanya. Perlu kau tahu, disia-siakan itu jauh lebih
menyakitkan dari pada ditinggalkan. Terima kasih sudah pernah membuat hidupku
indah, selamat tinggal !” Danis kemudian
pergi
Danis pergi meninggalkan Novi yang sedang
menangis. Novi tahu kalau dia salah tapi dia tak pernah tahu kalau kesalahannya
akan jadi seperti ini. Didalam mobil, Janed terus memandang wajah Danis. Dia
melihat air mata Danis keluar dan mengalir dipipinya.
“kau menangis !!” Janed melihat Danis
menangis
“tidak, aku tidak menangis !” Danis
berbohong dan mencoba membasuh air matanya
“jelas-jelas kau menangis !”
Danis membanting stir dan menepikan
mobilya lalu menghentikan mobilnya. Danis terdiam dan air matanya kembali
mengalir dipipinya.
“tidak apa-apa menangislah, tumpahkan
semua kesedihanmu !” Janed menyuruh Danis menangis
Danis akhirnya tidak mau membendung air
matanya, dia menangis tiada henti. Janed ikut meneteskan air mata melihat Danis
menangis seperti itu.
Malam semakin larut, Danis berbaring
ditempat tidurnya tapi matanya tak bisa dipejamkan. Janed malam itu kembali
mendatangi Novi. Kali ini dia akan membuat perhitungan pada Novi. Novi saat itu
sedang menonton TV, secara tiba-tiba lampu berkedip-kedip. Hal itu membuat Novi
kaget dan sedikit ketakutan. TV yang tadinya menyala tiba-tiba mati sendiri.
Novi mencoba menyalakannya dengan remot ditangannya tapi TV tak bisa menyala.
Karena merasakan keanehan, akhirnya Novi masuk kamarnya dan berbaring ditempat
tidur. Mata Novi jelalatan kesana kemari karena merasa dirinya seperti ada yang
mengikuti.
Alangkah kagetnya Novi ketika Foto
dikamarnya tiba-tiba jatuh dan mengeluarkan suara yang keras. Nafas Novi
tersengal-sengal seperti selesai berlari ratusan kilo.
“siapapun kau, kumohon jangan
menggangguku. Aku tidak tahu apa salahku sehingga kau melakukan ini padaku. !”
Teriak Novi ketakutan
Pintu kamar Novi terbuka sendiri, Novi
turun dari tempat tidurnya berlahan mendekati pintu kamarnya. Tidak ada
siapa-siapa diluar dan Novi kembali menutup pintu kamarnya. Ketika dia berbalik,
Janed menampakkan wujudnya didepan Novi.
“haaa... !!! kau siapa ?” tanya Novi kaget
“kau tidak ingat aku ?”
“kau, kau kan yang di pesta tadi malam ?
dari mana kau tahu rumahku dan mau apa kau kerumahku ?” tanya Novi
“kau masih bertanya aku datang kesini
kenapa, aku kesini ingin membalas atas semua yang sudah kau lakukan padaku !”
Janed mengatakan maksud kedatangannya
“menuntut balas ? memang apa yang sudah
aku lakukan padamu. Aku tidak mengenalmu !” Novi tampak bingung
“kau tahu, laki-laki yang kau nikahi
adalah kekasihku. Kau telah merebutnya dariku dan kau, telah membuat dia
meninggalkanku. !” Janed menceritakan kekasihnya
“jad.. jadi kau wanita yang mati bunuh
diri karena ditinggal kekasihnya itu ?” Novi mulai mengingat kejadian masa lalu
“ya, benar. Kau tahu, aku sangat
mencintainya, bahkan aku rela mati demi dirinya. Dengan begitu gampangnya kau
menggoda dia dan akhirnya dia meninggalkanku. Kau tahu bagaimana perasaanku
saat itu ? aku hancur, kacau dan tidak ada semangat hidup dan akhirna aku jadi
seperti ini. Menjadi arwah penasaran, kesana kemari tanpa tujuan dan mungkin akan
tenang bila sudah memberimu pelajaran !!”
“kumohon maafkan aku !” Novi bersujud
didepan Janed meminta maaf
“apa kau kira hanya dengan meminta maaf
maka masalah akan selesai. Kata maafmu tidak akan merubah apapun karena kata
maaf saja tidaklah cukup. Walaupun kau menyembahku aku tidak akan pernah bisa
memaafkanmu !” Janed tidak mau memaafkan Novi
“mungkin kau perlu mendengarnya. Pacarmu, atau
tepatnya laki-laki yang akan menikahiku adalah seorang Playboy. Kau salah bila
mengatakan kalau aku merebutnya darimu. Dia yang memohon-mohon padaku untuk
menerima cintanya. Kau tidak tahu situasiku saat itu seperti apa. Perusahaan
ayahku bangkrut dan membutuhkan uang untuk membuat Perusahaan tidak bangkrut.
Di datang disaat ayahku butuh banyak uang, dan dia mau memberi uang yang ayah
butuhkan. Dia memberikan tidak begitu saja, dia mau membantu ayahku asalkan aku
mau menikah dengannya. Keterpurukan keluargaku membuatku tidak punya pilihan.
!” cerita Novi
“ternyata kau melakukan itu demi uang !”
“bukan demi uang, tapi demi keluargaku.
Kau juga seorang anak, kau akan melakukan hal sama bila kau saat itu
diposisiku. !”
“apa kau tahu, karena perbuatanmu banyak
orang yang terluka. Danis, kalau bukan karena aku dia mungin sekarang sudah
mati !” Janed menyinggung percobaan bunuh diri yang dilakukan Danis
“apa maksudmu, Danis ..... ?”
“karenamu, dia hampir bunuh diri. Begitu
berartinya dirimu baginya, dan dia tidak bisa hidup tanpamu. Tapi apa yang
sudah kau lakukan padanya, kau mencampakkan dia. !!”
“saat itu aku sangat ingin datang kepada
Danis dan mengatakan hal yang sebenarnya !”
“tapi kenapa kau tidak kau lakukan, kau
justru pergi begitu saja !”
“aku tidak punya keberanian untuk
menampakkan mukaku didepan Danis. Dan bila aku bertemu dengan Danis, akan
membuatku semakin terluka. Aku sangat mencintai Danis dan aku juga mencintai
keluargaku. Aku tahu aku salah, sekarang kau boleh menghukumku. Lakukan apapun
yang ingin kau lakukan padaku !” Novi mengaku salah dan bersedia dihukum
“kembalikan senyum Danis !” kata Janed
kemudian menghilang
Novi menagis semalaman. Perasaan bersalah
menyelimuti hatinya. Dia bingung harus bagaimana, dia ingin sekali meminta maaf
pada Danis tapi Danis tidak mau bertemu lagi dengan Novi.
Setelah menemui Novi, Janed mendatangi
laki-laki yang sudah pernah menyakiti hatinya. Mantan kekasih Janed bernama
Dikcy, pemuda yang memang kaya raya. Saat itu Dicky sedang membaca buku di
perpustakaan rumahnya.
Tiba-tiba Dicky mendengar suara pintu
seperti ditendang seseorang. Suatra keras itu tentu saja mengagetkan Dicky.
Dicky pergi memeriksa asal suara itu.
“apa kau sudah puas mempermainkan semua
wanita ?” Janed muncul tiba-tiba dibelakang Dicky
“ka ka ka kau........ Janed!!!” Dicky
wajah ketakutan
“apa kau merindukanku ?” Janed wajah sinis
“tidak tidak, ini tidak mungkin. Bukankah
kau ....... !!” Dicky masih tidak percaya dengan kemunculan Janed
“ya aku sudah mati. Aku datang untuk
membawamu ikut bersamaku !” Janed menakuti Dicky
“pergi, kau pergilah. Ini bukan tempatmu,
kau sudah mati !!”
Janed terbang mendekati Dicky dan
mencengkeram leher Dicky sampai dia kesulitan bernafas
“sudah ku bilang aku akan pergi dengan
membawamu bersamaku !” Janed mencengkeram leher Dicky
“aku tahu aku salah, aku minta maaf.
Tolong lepaskan aku !” Dicky memohon untuk dilepaskan
“kau tahu, membunuhmu tidak cukup untuk
menebus kesalahan yang sudah pernah kau perbuat. Dengan mudah kau mencampakkanku,
hingga aku jadi seperti ini. Apa kau fikir wanita itu mainan, kau ambil saat kau butuhkan dan kau buang saat
kau bosan. ! kau memang punya uang, dengan uang itu kau bisa melakukan apapun
dan membeli apapun bahkan wanita. Tapi perlu kau tahu, tak semua hal didunia
ini dapat kau beli dengan uangmu. Ada satu hal yang tidak bisa kau beli, yakni
kematian. Jadi sekarang terimalah kematianmu ” Janed mencengkeram leher Dicky
semakin keras
Melihat Dicky kesakitan, keinginan Janed
membunuh Dicky menurun. Janed melepaskan cengkramannya dan Danis jatuh kebawah
dan batuk-batuk memegangi lehernya.
“kenapa berhenti, sedikit lagi kau sudah
berhasil membunuhku. Aku tidak akan menyalahkanmu !” Dicky tidak menolak
dibunuh
“aku tidak mau mengotori tanganku karena
membunuh laki-laki sepertimu. Aku ingin Tuhan yang menghukummu !” Janed tidak
jadi membunuh Dicky
“Tuhan sudah menghukumku. Kau tahu,
beberapa hari yang lalu aku ditinggalkan orang yang aku cintai. Ayahku,
laki-laki yang sekaligus menjadi ibuku. Aku baru tahu, ditinggalkan orang yang
sangat kita cintai adalah hal yang paling menyakitkan. Aku tidak tahu rasanya
sesakit ini. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi didunia ini. Bunuhlah aku,
bila itu bisa menebus semua kesalahan yang sudah aku perbuat. !” Dicky meminta
Janed untuk membunuhnya
“perlu kau tahu, sampai saat ini aku masih
mencintaimu. Dan apakah kau pernah bertanya seberapa besar cintaku kepadamu ? aku
tidak tahu kenapa aku bisa kenal dengan orang sepertimu, dan begitu bodohnya
aku bisa mencintai orang sepertimu. Berhentilah menyakiti orang lain, dan mulai
menghargai dan menyayangi orang lain. Hiduplah lebih layak dan berguna untuk
orang lain !” Janed kemudian menghilang
Dicky telah sadar bahwa dia selama ini
melakukan kesalahan yang menyakiti banyak orang disekelilingnya. Dia mulai
berbenah diri dan melakukan perubahan dalam dirinya.
Saat Janed pergi dari rumah Dicky, Janed
didatangi oleh seorang laki-laki. Janed seperti mengenal laki-laki yang
mendatanginya. Mereka saling menatap untuk beberapa lama.
“ternyata kau lebih cantik dari yang ku
bayangkan !” sapa laki-laki itu
“Kakak !” Janed mengenali laki-laki itu
Laki-laki yang datang adalah Kakaknya
Janed yang sudah meninggal saat Janed berusia 13 tahun. Janed tidak menyangka
akan bertemu kembali dengan kakaknya. Janed memeluk erat Kakaknya untuk melepas
kerinduannya.
“aku sangat merindukan Kakak !” Janed
mengungkapkan kerinduannya dalam pelukan Kakaknya
“Kakak juga Janed !”
“Kakak kok tahu Janed ada disini ?” tanya
Janed melepaskan pelukannya
“Kakak datang untuk menjemputmu !”
“menjemputku ?” Janed sedikit bingung
“ya, kau tidak akan jadi arwah penasaran
lagi. Kau sekarang sudah bisa ikut Kakak !” Kakak Janed mengajak Janed pergi ke
alamnya
“benarkah ?” Janed ekspresi senang
“apa Kakak terlihat sedang bercanda ?”
“tapi Kak, sebelum aku pergi apa boleh aku
melakukan satu hal ?” Janed mengajukan permintaan
Kakak Janed mengijinkan Janed untuk
melakukan apa yang ingin Janed lakukan.
Keesokan harinya Janed mendatangi Danis
yang sedang berada diruang kerjanya.
“bisakahkau temani aku jalan-jalan ?”
Janed minta ditamni jalan-jalan
“aku sedang sibuk, lain kali saja !” Danis
tidak mau
“aku mohon !” Janed bertopang dagu di meja
Danis dengan wajah memelas
“ya baiklah !” Danis bersedia
Danis berganti pakaian dan mengambil
mobil. Mereka pergi dengan membawa mobil.
“kau mau jalan-jalan kemana ?” tanya Danis
sambil menyetir
“aku tidak tempat menyenangkan yang ada
disini. Jadi terserah kau saja !” Janed meminta Danis mencarikan tempat yang
menyenangkan
Danis mengajak Janed ke pantai yang
dulunya menjadi tempat favoritnya bersama Novi. Turun dari mobilnya, Janed
berlari menuju tepian pantai.
“baru kali ini aku melihat laut secara
langsung, biasanya hanya bisa lihat di TV !” Janed terlihat senang sambil
bermain air
“kau itu benar-benar orang susah ya, pergi
saja ke laut saja tidak pernah !” Danis menghina Janed bercanda
“hey kau jangan menghinaku ya !!” Janed
menyipratkan air kearah Danis
“hentikan itu, baju kan bisa basah !!”
Danis marah kemudian membalas Janed
Mereka saling menyipratkan air sambil
tertawa bersama. Mereka saling bergurau dan kejar-kejaran. Karena capek, mereka
menjatuh badan mereka diatas pasir posisi duduk. Janed sedang sibuk bermain
pasir seperti mau membuat sesuatu dari pasir.
“kau sedang buat apa ?” tanya Danis
“coba tebak ini apa ?” Janed
memperlihatkan hasil kreasinya dari pasir
“apa itu kodok !” Danis salah tebak
“ini kura-kura tahu. Ini tempurungnya !”
“ow, kura-kura. Bentuknya seperti kodok !”
“kau tahu Danis, aku suka sekali
kura-kura. Dari kecil aku ingin sekali pelihara kura-kura.!” Janed mengatakan
sukanya pada kura-kura
“lalu kenapa tidak pelihara kura-kura ?”
tanya Danis
“ada banyak hal yang ingin aku lakukan
dalam hidupku tapi tak banyak yang bisa terwujud!”
“lalu apa hal yang sangat ingin kau
lakukan di kehidupanmu yang sekarang ?” tanya Danis
“tentu saja aku ingin menuju tempat yang
seharusnya aku tempati karena ini bukanah tempatku. Danis apa kau nanti akan
merindukanku bila suatu saat aku pergi ?”
“jangan berbicara kata perpisahan, ayo
kita pulang sudah siang !!” Danis mengajak pulang
Karena sudah siang, Danis mengajak Janed
pulang. Janed telihat sedang menunggu Danis di mobil. Danis pamit pada Janed
untuk membeli sesuatu. Tak lama menunggu, Danis kembali dengan membawa sebuah
kotak berukuran sedang. Danis memberikan kotak itu kepada Janed
“apa ini ?” tanya Janed menerima sebuah
kotak dari Danis
“kau sudah memberikan banyak hal padaku,
dan aku belum pernah memberimu apa-apa. Jadi hanya itu yang bisa aku berikan”
“waahhh, Kura-kura !!” Janed tampak
kegirangan melihat isi kotak itu ternyata dua ekor kura-kura berukuran kecil
“terima kasih ya Danis !” Janed berterima kasih
Dengan segera mereka kembali kerumah.
Setibanya dirumah, Danis mengambilkan guci yang terbuat dari kaca dan yang
sudah diisi air.
“ini, masukkan kura-kura itu !” Danis
meletakkan guci diatas meja
“apa kau punya spidol ?” Janed meminta
spidol
“sebentar aku ambilkan !” Danis
mengambilkan spidol
Danis memberikan spidol kepada Janed,
Janed menuliskan sebuah huruf diatas tempurung kedua kura-kura kecil itu. Satu
ditulis huruf J dan satunya lagi huruf D. Setelah memberikan huruf diatas
tempurung kedua kura-kura, Janed langsung memasukkannya kedalam guci.
“kau menulis huruf J dan D diatas
tempurung kura-kura itu ? apa inisial namamu dan pacarmu ?” tanya Danis
“J adalah Janed dan D adalah Danis. Aku
ingin kedua kura-kura ini menjadi bukti kalau kita pernah menjadi teman !”
Janed menjelaskan
“ow begitu! Kau lihat, kura-kura dengan
huruf J itu memang mirip denganmu, lihat mulutya !” Danis mengejek Janed
bercanda
“he.he.he dasar kau itu memang jahat !!”
Hari sudah mulai sore, Janed mendatangi
rumah Novi. Novi saat itu sedang makan di meja makan.
“boleh aku minta segelas air !” kata Janed
muncul tiba-tiba duduk didepan Novi
Karena kaget, Novi sampai tersedak dan
buru-buru minum segelas air
“kenapa kau datang lagi, belum puas kau
mengangguku ?” Novi dengan nada agak marah
“bila kau benar-benar mencintai Danis, dan
mau memperbaiki kesalahan. Datanglah kerumahnya Danis sore ini. Maaf kalau
sudah menggangu acara makanmu. !” Janed kemudian menghilang
“hey tunggu !!” Novi ingin menanyakan
sesuatu tapi Janed sudah menghilang.
Danis bangun dari tidurnya dan keluar dari
kamarnya. Danis melihat Janed sedang memberi makan kura-kuranya.
“kelihatannya kau memang suka dengan
kura-kura !” sapa Danis duduk di sofa dekat Janed
“ya, kura-kura bagiku adalah hewan yang
paling baik !” sahut Janed
“kenapa begitu ?” tanya Danis
“kura-kura tidak punya amarah dan tidak
punya kemampuan untuk menyakiti. Dia hidup sesuai dengan jalannya dan tidak
pernah ada keinginan untuk menguasai. Aku ingin seperti kura-kura !!”
“bukankah yang seperti itu mudah sekali ditipu,
disakiti, dan dipermainkan. Kalau aku tidak mau seperti itu !”
“kau tidak sedang membicarakan dirimu
sendiri kan ?” Janed merasa David sedang membicarakan tentang dirinya
“apa kau melihatku seperti itu ?” tanya
Danis
“aku ingin mengatakan sesuatu, dan aku
tahu kau pasti tidak suka mendengar namanya. Tentang Novi .... !!” Janed hendak
membicarakan sesuatu tentang Novi
“bisakah kau untuk tidak lagi menyebut
nama itu didepanku ?” Danis merasa tidak suka dan hendak pergi
“kumohon jangan pergi dan dengarkan aku
!!” Janed meminta Danis untuk tidak pergi
“baiklah untuk kali ini saja !!” Danis mau
mendengarkan
“kau sekarang pasti membenci Novi dan
berharap tidak lagi bertemu dengannya lagi. Tapi jauh dari rasa bencimu pada
Novi kau perlu tahu tentang beberapa hal yang selama ini Novi sembunyikan
darimu. !”
Janed menceritakan semua yang terjadi pada
Novi dan alasan kenapa dia meninggalkan Danis. Hati Danis mulai tergugah untuk
memaafkan Novi dan mempertimbangkan untuk menerimanya kembali.
“dari mana kau tahu semua tentang Novi ?”
tanya Danis memastikan
“kita akan tahu kalau kita mau mencari
tahu !” jawab Janed
Beberapa saat kemudian, pintu rumah Danis
diketuk oleh seseorang. Janed tahu siapa yang datang itu. Danis berdiri dari
tempat duduknya dan membukakan pintu. Danis terkejut, ternyata yang datang
adalah Novi. Melihat Novi, Danis terlihat mengacuhkan Novi.
“bisakah kau tidak memalingkan wajah bila
sedang melihatku !” Novi meminta Danis untuk melihatnya
“bukankah aku sudah memintamu untuk tidak
muncul lagi dihadapanku ?”
“bagaimana aku bisa pergi dengan
meninggalkan luka di hatimu. Aku datang kesini untuk mencoba mengobati luka itu
!”
“luka yang kau buat terlalu dalam, kau
tidak akan pernah bisa mengobatinya. Pergilah, biarkan luka ini aku bawa sampai
aku mati !!”
“aku akan berdiri disini sampai kau mau
memaafkan aku dan menerimaku kembali !” Novi berdiri didepan rumah Danis
memohon
“terserah kau mau melakuka apa. Aku sudah
tidak peduli !” Danis menutup pintunya.
Sore itu sedang mendung. Langit terlihat
sangat hitam dan angin berhembus sangat dingin. Novi masih terus berdiri
didepan rumah Danis. air hujan akhirnya turun dari langit. Hujan turun sangat
lebat dan diselingi petir beberapa kali. Danis menuju cendela dan membuka tirai
yang menutupi cendela. Danis masi melihat Novi berdiri didepan rumahnya. Novi
terlihat basah kuyup dan beberapa kali membasuh mukanya yang basah kena air
hujan.
“bagaimana kau bisa menyebut dirimu
laki-laki membiarkan wanita berdiri diluar sana kehujanan. Mana hati nuranimu
?” Janed muncul menasehati Danis
“kenapa kau sekarang membela Novi, sudah
jangan campuri urusanku !” Danis bernjak masuk ke dalam kamar
“aku tidak membela Novi karena aku juga membenci
Novi !” Janed mulai berterus terang
Mendengar kata benci, Danis terhenti dan
berbalik melihat kearah Janed.
“bila kau membencinya kenapa kau
membelanya ?”
“mungkin saatnya aku jujur padamu. Wanita
yang merebut kekasihku adalah Novi !” Janed mengatakan hal sebenarnya
“apa !!” Danis tampak terkejut
“setelah aku tahu kenyataan itu aku sangat
membenci Novi. aku sangat ingin menghukumnya agar dia merasakan apa yang aku
rasakan. Kau tahu Danis, membenci ternyata bukan cara terbaik untuk membuat
segalanya menjadi baik. Membenci malah membuat hidupku semakin tidak nyaman.
Hidupku terasa lebih baik setelah aku mencoba untuk memaafkan. Memang awalnya
sulit, tapi lama-lama kau akan terbiasa !”
Mendengar perkataan Janed, Danis terlihat
mulai sadar dengan apa yang sudah dia lakukan. Sementara itu Novi yang masih
ada diluar. Karena sudah tak kuat berdiri, Novi jatuh terduduk sambil menangis.
Novi merasa ada yang aneh, dia seperti ada yang sedang memayunginya. Setelah
dia menengok keatas ternyata Danis datang menhampirinya membawa payung.
“Danis !” Novi segera berdiri
“kau keras kepala sekali !!” Danis berkata
pada Novi
Novi langsung memeluk Danis, dan Danis
melepaskan payung ditangannya dan membalas pelukan Novi. mereka berdua menangis
sambil saling berpelukan erat. Raut muka senyum terlihat diwajah Danis. Danis
melihat Janed sedang tersenyum kepadanya dari kejauhan. Danis kembali memeluk
Novi semakin erat.
“kau bisa flu bila hujan-hujanan seperti
ini !” Kakak Janed datang memayungi Janed
Janed terus memandang Danis dan Novi yang
berpelukan. Janed senang karena berhasil menyatukan mereka kembali.
“sudah saatnya kita pergi !” Kakak Janed
mengajak Janed pergi
Berlahan Janed ikut Kakaknya pergi. Saat
pergi bersama Kakaknya, Janed menoleh ke arah Danis
“selamat tinggal, Danis !” kata Janed
dalam hati
Danis tidak tahu kalau malam itu adalah
malam terakhir dia melihat Janed. Karena Janed telah pergi selama-lamanya.
Keeseokan harinya Danis keluar dari
kamarnnya. Danis mendatangi kura-kura Janed dan memberi makan. Saat memberi
makan, Danis melihat sepucuk surat dibawah guci kaca tempat kura-kura. Danis
mengambil surat itu dan membacanya.
“saat kau membaca surat ini, aku sudah
tidak ada disini. Karena aku sudah kembali ketempat yang seharusnya menjadi
tempatku sejak dulu. Aku selama didalam botol aku berfikir tidak akan pernah
bisa keluar. Akan tetapi takdir berkehendak lain. Semenjak kau keluarkan aku
dari dalam botol, aku merasakan kembali kehidupanku. Ya, walau ada kenyataanya
aku sudah mati. Terima kasih sudah membuatku keluar dari dalam botol, dan
terima kasih juga atas semua perhatian yang sudah pernah kau berikan kepadaku.
Mungkin setelah ini kita tidak akan bertemu lagi untuk selamanya. Oh ya, aku
lupa menceritakan Kakakku. Aku punya seorang Kakak tapi meninggal saat usiaku13
tahun. Kau tahu, siapa yang menjemputku kembali ke alamku ? dia adalah Kakakku.
Aku senang sekali bisa bertemu lagi dengan Kakakku. Tapi aku sedih karena tidak
akan bertemu lagi denganmu. Maaf aku tidak berpamitan denganmu, tolong jaga
kura-kuraku jangan lupa diberi makan. Danis, selamat atas kembalinya Novi
kepadamu. Sayangi dia dan jaga dia. Tetaplah hidup dengan semangat dan jangan
sakali-kali menyia-nyiakan hidupmu. Selamat
tinggal Danis, dari temanmu Janed. !” isi surat ang dibaca Danis
Membaca surat itu, Danis meneteskan air
mata. Dia melihat sepasang Kura-kura dan tersenyum. Dia masi teringat saat
Janed memberi makan kura-kura itu. Sore harinya Danis mengunjungi makan Janed
sambil membawa bunga. Danis duduk disamping makam Janed dan menyentuh batu
nisan makam Janed.
“kau tega sekali, kenapa tidak berpamitan
padaku. Janed, aku tidak tahu apa kau masi bisa mendengarku. Terima kasih,
terima kasih karena sudah hadir dalam kasih hidupku dan terima kasih sudah membuat
aku tetap hidup. Mungkin aku senasip denganmu bila saat itu kau tidak
mengahalangiku. Kau memang sudah menghilang dari hadapanku, tapi kau tidak akan
pernah hilang dari dalam hatiku !” Danis meneteskan air mata sambil menaburkan
bunga diatas makam Janed
Setelah membacakan do’a untuk Janed, Danis
berdiri dan terdiam sejenak memandang makam Janed.
“selamat jalan Janed, semoga kau tenang di
alam sana !” kata Danis kemudian pergi
Danis dan novi hidup bahagia. Mereka sudah
menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan. Mereka sepakat anak perempuan
mereka diberi nama JANED.
Selesai
.............
Mohon
Maaf bila terdapat banyak kesalahan pengetikan !!!