Selamat Datang di Blog Mas Adjie. Terima kasih sudah berkenan berkunjung !!
Diposting Oleh : Unknown

Sebuah mobil melaju dengan sangat cepat. Saat itu malam telah larut tak banyak yang berlalu lalang. Pengemudi mobil menambah kecepatannya sambil berteriak. Laki-laki itu bernama Danis, dia menjadi seperti itu karena sedang patah hati. Perempuan yang sangat dicintai ternyata menghianati dia. Pacarnya diam-diam menikah dengan laki-laki lain. Hati Danis sangat hancur, seperti bom yang meledak di hatinya. Secara tiba-tiba mobil Danis terhentak, seperti ban mobilnya melindas sesuatu.
Spontan Danis mengerem mobilnya sampai ban mobilnya berasap. Dengan perasaan kaget bercampur was-was, Danis turun dari mobil dan melihat apa yang sudah dilindasnya. Berlahan dia berjalan kearah belakang mobilnya. Danis menghela nafas lega, karena yang dilindasnya hanya botol.
Danis masuk kedalam mobilnya dan hendak menuju ke suatu tempat. Rasa takut tadi, sesaat telah menghilangkan perasaan sakit di hatinya. Danis berdiri diatas gedung bertingkat yang tidak terpakai. Sambil melihat kearah bawah, Danis meneteskan air mata. Diatas gedung angin malam berhembus cukup kencang, namun angin itu tidak membuat Danis beranjak dari tempat dia berdiri.
Entah apa yang ada dipikiran Danis, ternyata dia berniat untuk terjun dari atas gedung. Danis berjalan satu langkah kedepan dan posisi tepat pinggir gedung. Ketika dia hendak terjun kebawah, sebuah kerikik menghantam kepala Danis dari belakang.
“Auuuwwwwhhh !!” Danis meringis kesakitan memegang kepalanya
Danis menoleh kebelakang tapi tidak ada orang lain disitu selain Danis. Danis mencoba tidak mempedulikan itu. Dia kembali berdiri ditepi gedung. Saat dia hendak terjun, lagi-lagi kerikil menghantam kepalanya. Kali ini membuat Danis marah.
“woey !!! jangan main-main. Keluar kalo berani ?” teriak Danis dengan maksud menyuruh orang yang melempar Danis keluar
Masi sama seperti sebelumnya, tidak ada orang lain ditempat itu. Saat Danis memalingkan wajah kearah tempat Danis akan terjun, tiba-tiba berdiri seorang wanita berpakaian serba putih. Danis kaget sampai dia jatuh terduduk.
“si..si.. siapa kau. Kenapa bisa ditempat ini ?” Tanya Danis dengan jantung deg-degan karena kaget
“apa kau pikir dengan cara bunuh diri maka semua masalah akan hilang?” kata wanita misterius itu
“siapa kau ? kenapa tiba-tiba muncul didepanku dan sok menasehatiku !!” Tanya Danis
“aku bukan siapa-siapa, aku hanya hantu penasaran !” wanita misterius mengatakan kalau dia hantu
“he.he.he ! kau hantu ? hey dengar, aku bukan anak kecil yang bisa ditakuti !! tak peduli dari mana kau datang, tapi aku minta kau cepat pergi sama seperti saat kau datang. Jangan campuri urusanku !” Denis sambil berdiri
Danis berdiri lagi di tepi gedung dan tak memperdulikan wanita itu. Sungguh mengejutkan, wanita itu melayang tepat didepan Danis. Wajah Danis berubah pucat setelah menyadari bahwa wanita misterius itu benar-benar hantu.
“ek… ka…ka..kau benar-benar hantu !” Danis gemetaran
“sudah diberi tahu tidak percaya !”
“haaaaaaaaaaaaaaaaa!!!” Danis lari terbirit.
Danis menyalakan mobilnya dan melaju dengan sangat kencang. Awalnya dia menjalankan mobilnya sangat cepat karena kesal tapi sekarang karena ketakutan ketemu Janed.
Janed namanya adalah Janed, dia meninggal karena dia bunuh diri karena ditinggal kekasihnya menikah dengan wanita lain. Karena menjadi hantu penasaran, seseorang mengurungnya didalam botol agar tidak mengganggu orang disekitarnya.
Wajah Danis tampak sangat pucat, sesekali dia melihat kearah kaca sepion kawatir Janed mengikuti. Sesampainya dirumah, dia langsung masuk kamar dan menguncinya rapat-rapat.
Danis merebahkan badannya di kasur dengan nafas yang engos-engosan.
“padahal aku mau mati bunuh diri, tapi malah mau mati dikejar-kejar hantu !!” guman Danis sambil engos-engosan
Karena capek berlari, tanpa sadar Danis tertidur tanpa ganti baju. Bahkan sepatunya masi terpakai di kakinya. Keesokan harinya Danis terbangun dari tidurnya dan melihat jam di samping tempat tidurnya. Waktu menunjukkan pukul 07.30. Danis beranjak dari tempat tidur, mengambil handuk dan mandi. Danis adalah seorang penulis. Banyak karya-karyanya yang telah diakui sebagai karya yang mengagumkan. Selama ini dia tinggal sendiri dirumah yang dia beli dari uang hasil menulisnya. Dia memutuskan hidup mandiri setelah ia berhasil menjadi penulis.
Selesai mandi kemudian sarapan, Danis langsung membuka laptop dan melakukan hal yang sudah biasa dia lakukan. Saat hendak mulai bekerja, dia melihat foto seorang wanita yang dulunya sangat dia cintai tapi sudah menghianatinya. Danis terhenti sejenak kemudian menghampiri foto tersebut. Untuk sesaat Danis memandang foto tersebut kemudian membuangnya ditempat sampah.
“apa karena wanita di foto itu kau memutuskan mau bunuh diri ?” kata hantu wanita yang dia temua diatas gedung muncul dengan tiba-tiba
“kau !!” Danis kaget dan kembali ketakutan mundur beberapa langkah
“apa kau merindukanku ?” Janed menggoda Danis
“pergi..pergi ! aku tidak mengenalmu, aku juga tidak merasa punya kesalahan denganmu. Jadi jangan ganggu aku, kembali lah ke alammu !” Danis meminta Janed pergi
“kau tahu, itu akan kulakukan sejak dulu kalau aku bisa. Seperti yang kau lihat, aku arwah penasaran. Tidak perlu takut, aku tidak akan menyakitimu !” Janed duduk diatas tempat tidur Danis
“menyingkir kau dari tempat tidurku. Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku ?” Tanya Danis wajah takut
“yang aku inginkan ? aku menginginkan apa yang kau inginkan. !”
“aku tidak mengerti apa yang kau maksud !” Danis bingung
“masi ingat botol yang kau tabrak semalam ?” wanita itu menyinggung botol yang ditabrak Danis
“apa hubungannya kau dengan botol itu. Ow maaf, apa itu botol punyamu. Aku akan ganti asal kau mau pergi !”
“secara teknis itu bukan botolku, itu botol orang lain. Ada yang mengurungku didalam botol itu dan di botol ada aku. Jadi itu bukan botolku tapi aku ada di dalam botol itu?”
“bisakah kau bicara intinya saja. Kau bicara berputar-putar dan membuatku jadi pusing mendengarnya!!!” Danis bingung mendengar cerita Janed
“intinya kau sudah mengeluarkanku dari dalam botol. !”
“tapi aku tidak sengaja !”
“ya memang, tapi ketidak sengajaanmu itu sudah membuat aku bebas dari dalam botol !”
“ini gila, aku yakin ini pasti mimpi !” Danis memegang kepalanya
“aku juga berharap ini mimpi, dan saat terbangun hal semacam ini akan menghilang dan tidak pernah terjadi.”
“jadi, apa yang harus aku lakukan agar kau secepatnya pergi dan tidak menghantuiku ?” Tanya Danis berharap Janed pergi
“kau tidak perlu melakukan apa-apa karena aku tidak akan pergi. Aku sudah terikat janji denganmu. Kau tahu, saat di dalam botol aku sudah bersumpah. Siapapun yang bisa mengeluarkanku dari dalam botol, maka aku akan mengabdikan diriku pada orang yang sudah mengeluarkanku !”
“jangan bilang kau akan mengabdikan dirimu padaku karena aku sudah mengeluarkanmu dari dalam botol, seperti cerita di film ?”
“ya memang itu yang akan aku katakan !”
“oh tidak ! kenapa hal semacam ini terjadi padaku !” Danis duduk memegang kepalanya
Malam telah menjelang, Danis menutup laptopnya dan beristirahat. Dia terlihat celingukan kesana kemari, memastikan keberadaan Janed. Janed tidak ada dan bagi Danis itu sesuatu yang baik. Dia masuk kamarnya dan membaringkan badannya diatas tempat tidur.
“cuci kakimu sebelum tidur !” Janed muncul dengan tiba-tiba
“ha !!” Danis terkejut melompat dari tempat tidur
“ibuku selalu menyuruhku mencuci kaki sebelum aku tidur !” kata Janed duduk diatas tempat tidur
“apa yang akan kau lakukan, aku minta kau keluar dari kamarku !” 
“sebagai laki-laki, kamarmu rapi juga. Karena setauku, kamar laki-laki selalu berantakan !” kata Janed memuji Danis
“bila kau sudah selesai menilai kamarku, aku minta secepatnya kau keluar !”
“kau itu kasar sekali, lembut sedikit kenapa sih !!”
Danis menuju pintu kamarnya dan membukakan untuk Janed agar secepatnya keluar.
“nah, sekarang juga kau ……. !!!”
Janed sudah menghilang sebelum Danis selesai bicara. Danis sedikit bingung, kemana perginya hantu tadi. Danis berlahan mendekati tempat tidurnya sambil celingukan.
“apa masi ada kamar kosong untukku ?” Janed muncul tiba-tiba dibelakang Danis
Danis kaget sampai melompat keatas tempat tidur
“bisa tidak kau tidak datang secara tiba-tiba begitu. Mengagetkan saja !!!” Danis wajah kaget
“maaf, aku kan Cuma Tanya saja ! ada apa tidak kamar kosong untukku !” Tanya Janed
“kau kan hantu, kau bisa tidur dimana saja  !!” Danis mengingatkan
“ow iya, kok aku lupa ya !!” Janed keluar dari kamarnya
“dasar hantu yang aneh !!”
Hari telah berganti, Janed sedang berada di dapur Danis. Dia bermaksud untuk membuatkan sarapan untuk Danis. Janed membuka almari es dan mencari bahan-bahan untuk sarapan yang akan dibuatnya. Janed tidak menemukan apa yang dia inginkan didalam amari es, di dalam almari es hanya berisi minuman dan beberapa makanan instan.
“ya ampun, apa-apain ini. Kenapa alamari es ini dipenuhi makanan instan. Apa selama ini dia memakan ini. Apa dia tidak bisa masak, atau paling tidak ada pembantu !” guman Janed
Beberapa lama kemudian Danis keluar dari kamarnya. Saat hendak menuju almari es untuk minum, dia melihat ada beberapa makanan di meja makan. Berlahan Danis mendekati meja makan dan dia terlihat bingung kenapa tiba-tiba ada makanan di meja makan.
“makanan dibuat tidak untuk dilihat saja, tapi untuk dimakan !!” kata Janes tiba-tiba muncul di salah satu kursi di meja makan.
“apa kau yang mendatangkan makanan ini ?” Tanya Danis
“lebi tepatnya yang memasak makanan ini. Duduklah dan cicipi masakanku !!” Janed meminta Danis mencicpi makanan yang sudah dibuatnya
Danis duduk disalah satu kursi dan terlihat agak takut mencicipi masakan Janed.
“kenapa ? kau tenang saja ini makanan manusia, dan tidak akan berubah menjadi ulat seperti film horor yang ada di TV!” kata Janed
Danis mencoba makanan yang dimasak oleh Janed. Dia memakan satu suapan kecil dengan perasaan sedikit was-was. Dia mengunyahnya dan merasakan rasa makanan yang dimulutnya. Danis merasakan rasa yang enak muncul dari makanan yang dimakannya, Danis kemudian memakannya lagi. Danis sepertinya menyukai masakan Janed.
“kau tinggal disini sendirian ?” Tanya Janed pada Danis yang sedang makan
“awalnya aku memang sendiri, tapi sekarang tidak !!” jawab Danis
“kemana keluargamu, rumah sebesar ini kok kamu sendirian ?” Tanya Janed lagi
“setelah aku jadi penulis, aku sudah memutuskan untuk tidak merepotkan orang tua lagi. Aku mau mandiri dan hidup dari apa yang aku peroleh dari tanganku sendiri. !” jawab Danis
“jadi begitu !”
Karena profesinya seorang penulis, hampir setiap waktu Danis berada didepan laptopnya untuk melakukan pekerjaannya. Setelah hampir seharian didepan laptop, Danis terlihat tanda-tanda kelelahan. Dia berhenti senjenak untuk menghilangkan rasa capek dibadannya. Terlihat beberapa kali dia memutar-mutar leher dan bahunya. Danis beranjak dari meja kerjanya dan keluar mencari udara segar. Malam itu rembulan bersinar terang dan terlihat sangat indah. Danis berdiri memandang rembulan dan memunculnya senyuman diwajahnya.
“bisakah kau agak geser sedikit, aku sedang menikmati sinar rembulan !” Janed dari arah belakang Danis, duduk di kursi koridor rumah
“sejak kapan kau duduk disitu ?” Tanya Danis
“setengah jam sebelum kau berdiri disitu dan menghalangi pandanganku !” Janed berdiri dari tempat duduk dan berdiri disamping Danis
Untuk sesaat mereka terdiam memandang rembulan yang bersinar terang.
“bila aku pikir-pikir lucu juga ya ! jika kau tidak datang malam itu dan menakutiku, mungkin aku sekarang tidak bisa menikmati rembulan yang indah itu !” Danis mengungkit rencana bunuh dirinya
“siapa bilang aku datang menakutimu, justru aku datang dan menyelamatkanmu. Lalu apa yang membuatmu ingin melakukan hal bodoh seperti itu ?” Tanya Janed
“aku mencintai seorang wanita, dan yang aku tahu wanita itu juga mencintaiku. Bersama dia aku mulai kenal dengan yang namanya cinta. dan bersama dia juga aku mulai kenal dengan yang namanya rasa sakit. Aku selalu berusaha bersikap dan berbuat yang terbaik untuknya. Tapi ternyata aku tidak bisa melakukan hal tersebut. Dia memutuskan mencari laki-laki yang lebih baik dariku dan akan menjadikannya suami. Dia memanggilku dan memperkenalkan pada seorang laki-laki. Aku pikir laki-laki itu adalah saudaranya, tapi ternyata laki-laki itu adalah calon suaminya. Aku saat itu seperti orang kehilangan arah dan tak tahu harus melakukan apa dan pergi kemana.“ cerita Danis
“aku mengerti yang kau rasakan karena aku juga merasakan hal yang sama seperti yang kau rasakan. Memang ditinggalkan orang yang kita cintai adalah hal yang sangat menyakitkan. Hidup terasa tak berguna dan tak ada artinya. Satu-satu jalan yang dipikirkan pada situasi seperti itu adalah mati. Tapi kau beruntung tidak mati, tapi aku yang sudah mati ini merasa menyesal. Aku pikir dengan mati masalah akan selesai tapi ternyata tidak. Aku semakin sengsara dan lahir sebagai arwah penasaran. Aku tidak tahu sampai kapan aku seperti ini!” Janed menceritakan tentang kematiannya
“jadi kau bunuh diri karena ditinggal kekasihmu ?” Tanya Danis
“ya, dia akan menikah dengan seorang wanita yang tidak aku kenal. Tapi aku masi ingat wajah wanita itu. Aku bersumpah akan membalas wanita yang sudah merebut laki-laki yang aku cintai itu !”
“kau kan sudah jadi hantu, jadi kau bisa melakukan apapun dan bahkan bisa mencari wanita itu dengan mudah !”
“ada banyak hal yang tidak bisa dijelaskan mengenahi duniaku sekarang. Di duniaku juga ada peraturan dan aku harus mematahuinya dan tidak bisa berbuat semauku !!”
Hari kelima semenjak kehadiran Janed dalam kehidupan Danis. Awalnya Danis takut dengan keberadaan Janed, tapi sekarang Danis sudah mulai menerima Janed sudah mulai terbiasa dengan keberadaan Janed. Danis sedang melakukan kegiatan lari pagi dengan tujuan agar kondisi badannya tetap sehat. Janed tiba-tiba muncul dan menyalip Danis.
“kau lambat sekali, coba kejar aku kalau bisa !!” Janed sambil melayang
“hey, awas ya !!!” Danis mempercepat larinya dan mengejar Janed
Danis terus mengejar Janed karena dia tidak mau kalah dengan Janed. Tapi bagaimanapun usaha Danis, Danis tidak akan bisa mengejar Janed karena Janed adalah hantu. Setelah jauh mengejar, Danis beristirahat karena dia sudah berlari sangat jauh. Danis terlihat engos-engosan dengan badan dipenuhi keringat.
“dasar payah, begitu saja tidak bisa mengejar !!” Janed datang memberikan sebotol minuman
“kau curang, kau melayang dan aku berlari. Jelas saja aku kalah !!” Danis protes
“ya baiklah !!” Janed menginjakkan kakinya di tanah
Saat Janed mennginjakkan kainya ke tanah, Danis dengan cepat berlari sambil tertawa meninggalkan Janed. Danis bermaksud mengerjai Janed.
“woooeeeyyy, Danis !! tunggu aku !!!” Janed berteriak pada Danis yang berlari
“ayo kejar kalo bisa ! ha.ha.ha !!” teriak Danis dari kejauhan
“keterlaluan, masa hantu dikerjai !!” gerutu Janed kesal
Hari mulai siang, seseorang terdengar sedang mengetuk pintu rumah Danis. Janed yang mendengar langsung datang dan membukakan pintu. Orang yang datang adalah David teman Danis. Alangkah terkejutnya David, melihat pintu terbuka namun tidak ada orang yang membuka. Danis bengong karena merasa bingung bercampur takut.
“hai Bim, silahkan masuk !!!” Danis datang dan mempersilahkan masuk
“pintumu tadi terbuka sendiri. Jangan-jangan rumahmu ini ada penunggunya. !!!” kata David was was
“mungkin kena angin, mana ada hantu siang-siang begini. Ayo masuk !!” Danis mengajak David masuk
“aku datang untuk menyerahkan sisa pembayaran buku yang kau buat. Ini sangat jauh dari perkiraanku, ternyata Bukumu sudah terjual 2000 copy. Menurutku ini pencapaian yang luar biasa !!”
“benarkah ! baguslah kalau banyak yang suka !!”
“teruslah berkarya, sepertinya kau akan mengalahkan penulis-penulis yang sudah terkenal !!”
“ini untukmu !!” Danis memberikan beberapa lembar uang kepada David
“tidak, uangku masi ada. Simpan saja untuk keperluanmu sendiri !!” David menolak
“terima kasih kalau begitu !!”
“ya sudah aku permisi kalau begitu !!” David pamit
“ya silahkan !!”
Malam itu Danis mengajak Janed makan malam. Disebuah rumah makan sederhana, mereka duduk bersama menikmati makanan. Danis melihat Janed makan nasi goreng dengan lahapnya.
“berapa lama kau didalam botol ! melihat caramu makan, sepertinya kau sudah lama tidak makan ?” Tanya Danis bercanda
“aku selalau seperti ini kalau didepanku ada nasi goreng. Jadi bukan karena aku lama tidak makan !!” jawab Janed dengan mulut penuh nasi goreng
“jadi kau suka nasi goreng, aku pesankan satu lagi kalau masi kurang !!”
“tidak usah, aku memang suka makan nasi goreng tapi aku tidak serakus itu !!!”
Orang disekeliling Danis melihat Danis dengan tatapan aneh. Seolah mereka melihat sesuatu yang aneh dari diri Danis. Pandangan orang-orang itu membuat Danis merasa tidak nyaman.
“apa ada yang aneh dengan penampilanku, kenapa semua orang melihatku seperti itu ?” Tanya Danis pada Janed
“apa selama kau tidak tahu, aku kan hantu. Jadi tidak ada yang bisa melihatku selain kamu !!” Janed menjelaskan
“apa !!!” Danis terkejut
“jadi kau beneran belum tahu. Ha.ha.ha.ha kau itu lucu, masa dari tadi tidak sadar !!” Janed tertawa
“jangan tertawa !!” Danis muka malu dan salah tingkah
“mereka pasti mengira kau sudah gila. Bicara sendiri ! ha.ha.ha. !!” Janed tertawa makin kencang
“jangan tertawa, aku bilang jangan tertawa !!” Danis kesal
“maaf aku pikir kau sudah tahu !!” Janed meminta maaf sambil tertawa
Selesai makan, Janed dan Danis pulang. Didalam mobil, Janed melihat terus kearah Danis yang sedang menyetir mobil. Tampak raut muka yang kesal di wajah Danis.
“apa aku membuatmu marah ?” Tanya Janed
“jangan berbicara disaat aku sedang menyetir !” Danis tidak mau berbicara pada Janed
“aku tidak bermaksud mempermalukanmu, tapi benar aku kira kau sudah tau kalau aku tidak terlihat dan satu-satunya orang yang bisa melihatku hanya kamu !!” Janed menjelaskan
“senang aku mendengarnya kalau aku satu-satunya orang yang bisa melihatmu !” Danis nada menyindir
Matahari hari itu bersinar sangat terang. Cahayanya yang silau menembus kamar Danis yang saat itu tirainya terbuka. Silaunya sinar matahari membangunkan Danis dari tidurnya. Danis beranjak dari tempat tidur dan pergi mandi. Pagi itu terasa sangat sepi. Danis tidak melihat Janed dimana-mana. Kemana perginya Janed kata Danis dalam hati. Setelah mandi dan berganti pakaian, Danis melihat ke meja makan. Danis melihat ada makanan yang siap dinikmati di meja makan. Danis duduk di meja makan dan hendak menikmati makanan yang ada diatas meja makan. Saat Danis hendak memakan makanan satu suapan, Danis melihat secarik kertas di atas meja makan. Danis mengambil kertas itu dan membacanya. Ternyata kertas itu adalah tulisan dari Janed.
“tidak perlu mencariku, aku pergi ke suatu  tempat yang sudah lama tidak aku datangi. Makanlah makanan yang ada di meja ini. Jangan membuatku marah dengan menyisakan makan yang sudah susah payah aku buat. Ingat, harus dihabiskan semua. Janed !” bunyi tulisan dari Janed
“yang benar saja, makanan sebanyak ini disuruh menghabiskan. Bisa meledak perutku !!” kata Danis setelah membaca pesan dari Janed
Hari mulai sore, Janed belum pulang. Di meja kerjannya Danis melihat kea rah jam dinding dan bertanya-tanya kemana perginya Janed kok tidak pulang-pulang. Ternyata kebiasaan Janed yang mebuat suasana jadi rame baru dirasakan Danis. Danis baru merasa suasana sepi kalau Janed tidak ada. Danis mengehntikan pekerjaannya dan menuju ruang santai. Danis menyalakan TV untuk menghilangkan rasa bosan dan sepi. Tak terasa Danis sudah melihat TV beberapa jam lamanya. Hari mulai gelap dan Janed tidak kunjung pulang.
Danis menuju dapur dan mau memasak mie instan. Karena tidak pernah memasak, Danis terlihat kerepotan menyalakan kompor gas. Dia mengotak-otik kompor gas tapi api tidak juga menyala.
“tekan dulu baru diputar !!” Janed tiba-tiba muncul membantu Danis menyalakan kompor
“ternyata kau pulang juga !!” Danis perasaan senang
“apa kau merindukanku ?” Janed menggoda Danis
“siapa juga yang merindukanmu. Kau pergi begitu saja, menyiapkan sarapan tapi tidak menyiapkan makan malam. Kau tahu aku kelaparan !!” Danis menyangkal
“maaf, sekarang biar aku yang buatkan mienya. Kau keluar saja !!” Janed membuatkan mie Danis
Danis duduk dimeja makan. Danis tersenyum sendiri karena merasa senang Janed akhirnya pulang. Tak lama menunggu, Janed datang dengan membawa semangkuk mie dan meletakkan didepan Danis.
“kau pergi kemana saja seharian ini ?” Tanya Danis sambil melahap mie didepannya
“aku menemui orang tuaku !” jawab Janed
“benarkah, bagaimana kabar ayah ibumu, apa mereka baik-baik saja !!” Tanya Danis lagi
“ayah ibuku tidak pernah baik semenjak kematianku. Mereka masi sama seperti saat aku tinggal. Kurang bersemangat, dan masi aku lihat kesedian di wajah mereka. Bahkan mereka tampak semakin kurus. !” cerita Janed
“kenapa kau tidak bicara pada ayah ibu dan mengatakan apa yang terjadi padamu sekarang ?” Danis menyarankan
“pasti kulakukan itu dari dulu kalau aku bisa. Walau aku sudah mati, aku tidak boleh sembarangan menampakkan diri pada orang lain. Untuk bisa bertemu orang tuaku saja aku harus menunggu !!”
“ternyata jadi hantu urusannya serumit itu !!”
“Danis, maukah kau melakukan sesuatu untukku ?” Janed hendak minta pertolongan Danis
“apa ?” Tanya Danis sambil makan
“maukah kau menemui ayah ibuku ?”
Mendengar permintaan Janed, membuat makan Danis terhenti.
“kau memintaku menemui orang tuamu ?”
“ya, karena hanya kau yang bisa aku mintai tolong !!” Janed memohon
“beri aku alasan kenapa aku harus membantumu karena aku tidak kenal dengan orang tuamu dan bahkan aku tidak tahu bagaimana kehidupanmu !!”
“karena aku akan jadi arwah penasaran selamanya karena melihat orang tuaku menderita karena aku ! aku mohon, bantu aku !”
Setelah berfikir beberapa lama, akhirnya Danis bersedia membantu Janed. Pagi itu Janed mengantar Danis kerumahnya untuk bertemu dengan orang tuanya. Sesampainya dirumah Janed, Danis turun dari mobil dan memandang jauh kerumahnya Janed.
“aku tidak tau apa yang harus aku katakan pada ayah ibumu !!” Danis merasa tidak percaya diri
“kau cukup membuat ayah ibuku tidak bersedih lagi dan merelakan aku pergi !!” kata Janed
Didepan rumah Janed, tepatnya didepan pintu. Danis terlihat celingukan seperti mencari sesuatu.
“kau sedang apa ?” Tanya Janed
“mana bel rumahmu ?” Danis menanyakan bel rumah Janed
“oh ya ampun. Aku kira kau sedang apa. Rumahku tidak difasilitasi dengan bel jadi ketuk pintu saja !!” Janed menyuruh mengetuk pintu
Sebelum mengetuk pintu, rumah Janed dibuka dari dalam oleh seseorang. Orang itu adalah ibunya Janed. Melihat pintu terbuka, Janed langsung menghilang.
“selamat pagi bu ?” sapa Danis
“selamat pagi, mas ini siapa ya dan mau cari siapa ?” Tanya Ibu Janed
“saya Danis, temannya Janed !”
Mendengar nama Janed disebut, ibunya Janed terdiam beberapa saat dan wajahnya berubah sedih. Ibu janed mempersilahkan Danis masuk. Danis langsung bertemu dengan ayahnya Janed dan saling berbicara.
“jadi mas ini temannya Janed, tapi Janed kok tidak pernah cerita ke Bapak kalau punya teman bernama Danis ?” tanya ayahnya Janed
“saya memang baru mengenal Janed Pak, mungkin Janed lupa menceritakan kepada Bapak !”
“mungkin juga ya, terus maksud kedatangan nak Danis kesini untuk apa ?” tanya Ayahnya Janed
“sebagai temannya Janed, saya berharap bapak bisa mengikhlaskan kepergian Janed !!”
“Ibu dan Bapak tidak pernah ikhlas dengan kepergian Janed nak Danis !!” kata Ibunya Janed datang menyuguhkan segelas teh hangat kemudian duduk disamping suaminya
“seperti yang dikatakan Ibu, Bapak juga tidak pernah ikhlas dengan kepergian Janed apalagi dengan cara bunuh diri seperti itu. Bapak dan Ibu sebenarnya masih tidak percaya, kenapa Janed sampai melakukan hal semacam itu !” Ayahnya Janed menambahkan
“pernahkah bapak dan ibu bertanya bagaimana keadaan Janed di alam sana. Janed pasti merasa tidak tenang karena bapak dan ibu masih belum bisa melepas Janed. Apalagi melihat keadaan bapak dan ibu seperti ini. Saya yakin, Janed yang disana akan merasa sedih. Sudah saatnya bapak dan ibu mengiklaskan kepergian Janed agar Janed bisa pergi dengan tenang !” nasehat Danis
 “bagaimana nak Danis tau kalau Janed tidak tenang di alam sana ?” tanya Ayahnya Janed
“memang saya tidak tahu keadaan Janed di alam sana, tapi saya yakin Janed masi bisa melihat yang bapak ibu lakukan. Bapak ibu pasti tau bagaimana rasanya seorang anak melihat orang tuanya yang lagi sedih. !”
Mendengar nasehat Danis, membuat bapak ibu Janed sedikit sadar bahwa selama ini mereka terlalu kawatir dengan nasib Janed. Waktu sudah sore, Danis pamitan untuk pulang. Sebelum pulang Danis bertanya tempat makamnya Janed dan Danis mengunjungi makam Janed.
Danis menelusuri makam dan berhenti disebuah makam dengan batu nisan yang tertulis nama Janed. Danis duduk disamping makam Janed dan memegang batu nisan makam Janed.
“sampai saat ini aku masi belum percaya kalau ini adalah makamku !!” Janed muncul disamping Danis
“kau pasti kesepian didalam sana ?”
“ya, dan juga gelap !!”
“bisa tolong geser sedikit, aku mau bersihkan makammu. Kau lihat, rumput ada dimana-mana !!” Danis hendak membersihkan makam Janed
“terima kasih karena kau sudah mau menemui orang tuaku !!” Janed berterima kasih
“aku memang sudah melakukan apa yang kau minta, tapi aku tidak yakin apa yang aku lakukan sudah seperti yang kau harapkan !” Danis sambil mencabuti rumput
Setelah membersihkan makam Janed, Danis berdoa untuk Janed kemudian pulang. Sesampainya di rumah, Danis langsung mandi. Selesai mandi, Danis menuju meja kerjanya dan melakukan pekerjaannya. Kalau sudah didepan laptop dan menulis, Danis lupa waktu. Karena sudah lama Danis bekerja dan malam semakin larut, Danis terlihat beberapa kali menguap karena mengantuk.
Karena melihat Danis menguap terus, Janed membuatkan secangkir kopi untuk Danis.
“aku tak pandai membuat kopi, tapi mudah mudahan kopi itu bisa menghilangkan kantukmu !” Janed meletakkan secangkir kopi disamping Danis
“kopi tidak bisa menghilangkan kantuk, hanya tempat tidur yang bisa menghilangkan kantuk !!” kata Danis
“lalu kenapa tidak pergi ketempat tidur saja ?” tanya Janed
“itu akan aku lakukan setelah aku selesaikan pekerjaanku !!”
“bila kau tidak keberatan, bisa tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau konsentrasi pada pekerjaanku dan terima kasih kopinya!!” Danis meminta Janed pergi
“ya baiklah !!” Janed pergi
Beberapa jam telah berlalu, Janed mendatangi Danis lagi. Danis saat itu terlihat telah tertidur pulas di meja kerjanya dengan kondisi laptop masih menyala. Keesokan harinya, Danis terbangun dari tidurnya. Dia sedikit terkejut karena saat dia bangun tiba-tiba diatas tempat tidur. Padahal tadi malam Danis tertidur di meja kerjanya.
Danis merebahkan kembali badannya diatas tempat tidur karena masih mengantuk. Danis memiringkan badannya kekanan dan kaget, Janed tiba-tiba tidur disampingnya.
“apa yang kau lakukan ?” Danis terkejut dan loncat dari tempat tidur
“tidak perlu kaget seperti itu, aku hanya mau memberi tahu. Sarapan sudah siap. !” Janed bangun dari tempat tidur kemudian hendak keluar
“tunggu !!” Danis menyuruh Janed berhenti
“apa ? apa kau ingin aku mengantar makananmu kesini ?” tanya Janed
“apa kau yang memindahkanku ke sini ?” tanya Danis
“ya, siapa lagi. Aku tidak bisa mengangkatmu jadi aku seret saja samai ketempat tidur !!” Janed bercanda
“apa ! kau menyeretku dari meja kerjaku ke kamar !!” Danis percaya
“he.he.he. aku hanya bercanda. Cepat sarapan, nanti makanannya dingin !!” Janed keluar
Siang harinya Danis terlihat keluar rumah dan sepertinya hendak kesuatu tempat. Dia menyalakan mobilnya dan berangkat.
“siang ini panas sekali ya !!” Janed tiba-tiba mncul disamping Danis yang sedang menyetir
“ya ampun. Ternyata enak ya jadi hantu. Bisa muncul dimana saja dan kapan saja. Tapi apa kau tahu apa yang tidak aku sukai di setiap kemunculanmu ?” Danis menyinggung tentang kemunculan Janed yang suka tiba-tiba
“memangnya apa yang tidak kau sukai dari kemunculanku ?” tanya Janed
“kau selalu mengagetkanku. Aku bisa kena serangan jantung bila terus-terusan begini. !” Danis nada tidak suka
“ya maaf, lain kali aku tidak akan muncul tiba-tiba lagi !!” Janed meminta maaf
“sekarang apa yang kau ………… !!!” Danis belum selesai ngomong Janed sudah menghilang
“dasar, suka muncul tiba-tiba dan pergi juga tiba-tiba. Janed…. Janed !!!” gerutu Danis
Danis memarkir mobilnya disebuah restoran dan masuk untuk menemui seseorang. Orang yang ditemui Danis adalah David, rekan kerjanya dan sekaligus managernya.
“Hai Dan, silahkan duduk !!” sapa David pada Danis
“apa kau sudah menunggu lama ?” Danis duduk didepan David
“tidak juga ! jadi apa kau sudah menyelesaikan tugasmu ?” tanya David
“seperti janjiku, aku telah menyelesaikan tepat waktu. Ini !!!” Danis memberikan hasil karyanya
sepertinya kau tambah hebat saja, orang-orang pasti menyukainya !!” David memuji Danis sambil membaca karyanya
“aku selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin !!”
“ya, dan hasilnya sangat baik ! sekarang kita makan dulu, sudah lapar !!” David mengajak makan
“ya, aku juga sudah lapar !!” Danis mulai makan
“oh iya, apa kau sudah tahu kalau Novi tidak jadi menikah ?” David memberi tahu kalau Novi, wanita yang dia cintai tidak jadi menikah
Mendengar perkataan David, Danis tersedak dan sampai batuk-batuk.
“kau kenapa, ini minum !!” David memberi Danis segelas minuman
“apa kau bilang, Novi tidak jadi menikah ?” tanya Danis untuk meyakinkan
“ya, tapi aku belum tahu alasannya apa !”
“jadi benar !!”
“kau pasti senang karena wanita yang kau cintai ternyata tidak jadi menikah dengan orang lain !”
“entahlah Vid, seharusya aku senang mendengarnya tapi, kau tahu sendiri kalau dia pernah membuat hatiku sakit. !!” Danis bimbang
“tidak ada salahnya kalau kau membuka hatimu lagi untuknya. Aku yakin dia juga masih sangat mencintaimu !!” nasehat David
Malam itu Danis tidak bisa memejamkan matanya. Dia diselimuti rasa bimbang. Dia bangun dari tempat tidur dan duduk di luar depan kamarnya. Danis duduk diluar sudah beberapa jam, dan akhirnya dia kembali ke dalam dan kembali bebaring diatas tempat tidur. Tak lama berbaring, akhirnya Danis tertidur.
Pagi telah datang, dan Danis belum bangun dari tidurnya.
Janed mencolek-colek pipi Danis dengan jari telunjuknya bermaksud membangunkan Danis.
“hey Danis, bangun. Sudah siang !” Janed membangunkan Danis masih dengan mencolek-colek pipi Danis
Danis terbangun tapi tidak membuka mata hanya berpindah posisi tidur.
“hmmmm, ni anak. Susah banget banguninnya !!!” Janed berdiri sambil bertolak pinggang
“hey Danis cepat bangun, sudah siang. Sampai kapan kau akan tidur !!!” Janed mencoba membangunkan Danis dengan menggoyang-gotang badan Danis
Walau bersusah payah, Danis tetap tidak mau bangun. Dia hanya berganti posisi dan tidak mau bangun. Usaha Janed membangunkan Danis berhenti setelah rumah Danis diketok oleh seseorang.
“Bangun Danis, kayaknya ada orang yang datang !” Janed memberi tahu Danis kalau ada yang datang
Danis tetap tidak mau bangun. Akhirnya Janed sendiri yang membukakan pintu. Janed keluar kamar Danis dan menuju pintu. Saat membuka pintu, Janed terlihat terkejut dan berjalan mundur sampai badannya membentur tembok. Yang datang kerumah Danis adalah Novi wanita yang selama ini dicintai Danis. Hal yang sangat menggagetkan untuk Janed, ternyata wanita itulah yang merebut pacarnya Janed sampai dia bunuh diri.
“siapa yang datang ?” tanya Danis pada Janed bangun dari tidurnya
Danis juga terkejut dengan kedatangan Novi. Dia seolah terhipnotis dan tak mampu berkata apa-apa.
“Hai Dan, bagaimana kabarmu ?” sapa Novi
“apa aku boleh masuk ?” Novi ingin masuk
Novi diajak masuk Danis dan duduk di ruang tamu. Danis mengambilkan segelas minuman dan menghidangkan kepada Novi.
“silahkan diminum !!” Danis menyuguhkan segelas minuman
“terima kasih !!” Novi berterima kasih
Danis terus memandang Novi, dia masih tak percaya kalau Novi ada dihadapannya. Wanita yang sudah menyakitinya sekarang ada dihadapannya. Danis tidak bisa membohongi dirinya kalau dia masih mencintai Novi. Sehingga dia bingung harus senang atau marah.
“kau pasti merasa tidak suka dengan kedatanganku. Tidak apa-apa itu wajar karena aku sudah menyakitimu sudah menelantarkanmu dan mengabaikan cinta darimu. Dan kau pasti berharap tidak lagi bertemu denganku. !” Novi mengawali pembicaraannya
“lalu kenapa kau datang menemuiku ?” tanya Danis
“aku ingin menebus semua kesalahan yang telah aku perbuat padamu. Aku ingin memperbaikinya dan memulai dengan sesuatu yang baru !!” kata Novi
“memulai sesuatu yang baru. Begitu mudahnya kau mengatakan itu, sama mudahnya seperti saat kau meminta aku pergi. Aku tidak tahu kenapa kau tidak jadi menikah, tapi tidak jadi menikah bukan berarti kau bisa dengan mudah kembali padaku !!” Danis mengutarakan tidak mau baikan dengan Novi
“jadi kau sudah tahu, kalau aku tidak jadi menikah ?” Novi sedikit terkejut
“walau aku sudah tahu aku juga tidak mau tahu. Sebaiknya kau pulang, aku masih banyak urusan !” Danis beranjak dari tempat duduknya
“Danis, beri aku kesempatan bicara !!” Novi mencoba menahan Danis
“bukankah dari tadi kau sudah berbicara. Apa lagi yang ingin kau bicarakan ! pergilah, terima kasih atas kunjungannya” Danis masuk kedalam
“Danis.... Danis !!!”
 Karena tidak dihiraukan Danis, Novi akhirnya pulang. Janed yang saat itu masih disitu melihat Novi dengan wajah yang diselimuti kemarahan yang seolah mau meledak. Janed mengikuti Novi pulang. Sesampainya dirumah, Novi masuk kamarnya dan menangis. Janed juga ada dikamar Novi masi dengan wajah penuh amarah.
Seperti yang pernah dikatakan Janed, dia tidak akan memberi hukuman pada wanita yang sudah merebut kekasihnya. Sore harinya, Novi keluar dari kamar. Dia mengambil minum dan menuju meja makan. Dia menaruh gelas diatas meja dan akan menuangkan air. Saat Novi akan menuangkan air, tiba-tiba gelas bergeser sendiri. Hal itu membuat Novi sedikit bingung. Novi mengabaikan hal itu, dia mendekatkan lagi gelasnya. Gelas lagi-lagi bergeser sendiri saat Novi akan menuangkan air.
Novi mulai ketakutan dan pandanganya mengarah kesana kemari. Saat dia melihat gelas yang didepannya, ternyata gelas itu sudah menghilang entah kemana. Seketika itu Novi langsung lari ke kamarnya dan mengunci pintunya. Hal aneh itu tentu saja ulah dari Janed yang saat itu masih berada dirumah Novi.
Novi berdiri dipintu kamarnya dengan nafas engos-engosan. Sesaat kemudian pintu kamar Novi diketok oleh sesorang. Novipun semakin takut dan berlahan ia membuka pintu. Saat pintu telah dibuka, ternyata tak ada siapa-siapa. Novi langsung mengunci pintunya lagi dan lompat ketempat tidur.
Janed kembali kerumah Danis dan akan kembali suatu saat nanti. Pagi itu Janed terlihat sedang melamun diruang tamu. Tampak juga wajah dengan penuh benci dan kekecewaan. Ternyata dia masih memikirkan Novi. Dia masih belum percaya, ternyata wanita yang dicintai Danis adalah wanita yang merebut cintanya.
“jadi hantu juga suka melamun ?” Danis datang dan duduk di kursi sebelah Janed
“walau aku sekarang hantu, tapi aku dulu juga manusia.” Sahut Janed
“apa kau baik-bik saja, kau tidak biasanya seperti ini ?” tanya Danis merasa Janed terlihat beda
“aku tidak apa-apa, jangan hiraukan aku !” Janed nada jutek
“ya baiklah aku tidak akan bertanya kau kenapa, tapi aku mau tanya kenapa meja makan kosong. Apa kau tidak masak ?” tanya Danis ingin makan
“aku sedang malas masak, suasana hatiku sedang buruk. Maaf, kau masak mie instan saja !!” Janes nada kurang bersemangat
“Apa sesuatu telah terjadi ?” tanya Danis penasaran
“terima kasih atas perhatianmu, aku tidak apa-apa !” Janed  berdiri dari tempat duduk dan pergi
“ada apa dengan dia, kok tiba-tiba aneh gitu ?” guman Danis heran
Sinar matahari berubah warna menjadi orange, pertanda waktu sudah sore. Danis terlihat di meja kerjanya sedang sibuk dengan laptopnya. Sesaat kemudian Janed datang menaruh semangkuk mie instan di meja kerjanya Danis.
“wah, dari mana kau tahu kalau aku lapar ?” Danis mengambil mie
“kau memang tidak mengatakan, tapi perutmu yang mengutarakan !!” kata Janed
“Ssssssssss !!” desis Danis kepanasan
“hey itu masi panas, jangan langsung dimakan ! kau bagaimana sih !” Janed memberikan Danis segelas air
“wah, mulutku seperti terbakar !!” Danis sambil mengipasi mulutnya dengan tangan
“salah sendiri, sudah tahu panas main makan aja ! oh iya, aku menemukan undangan ini di meja. Sepertinya pesta !!” Janed membaca undangan ditangannya
“itu undangan Valentine, tapi undangan itu tidak untukku !!” Danis sambil makan mie
“bukan untukmu ? disinikan tertulis namamu ?” Janed menunjukkan kover undangan
“baca tulisan merah disudut kanan bawah !”
“wajib berpasangan ?”
“itu acara untuk mereka yang punya pasangan. Orang seperti aku ini tidak cocok berada disana !!” kata Danis nada sedikit kecewa
“aku mau jadi pasanganmu !!” Janed tiba-tiba menawarkan diri jadi pasangannya  Danis
“kau jangan bercanda, kau kan hantu. Aku sudah trauma kejadian masa lalu. Bicara sendiri dikira orang gila !!”
“hey, aku memang tidak terlihat tapi bukan berarti aku tidak bisa membuat diriku terlihat !!” Janed nada serius
“benarkah ?”
Malam telah datang, Danis sedang mengenakan kemeja dengan rapi dan terlihat tampan. Selesai mengenakan kemeja, Danis keluar dari kamarnya dan menunggu Janed. Tak lama menunggu, Janed muncul dengan mengenakan pakain dengan model baju seperti daster.
“kau terlihat seperti ibu-ibu yang selesai melahirkan. Apa tidak aja pakaian lain !” Danis menilai pakaian yang dikenakan Janed
“tidak bagus ya, baiklah aku ganti !” Janed masuk dan berganti pakaian
Sesaat kemudian Janed keluar dengan pakaian keduanya. Dia tampak seperti putri sinderella seperti yang didongeng.
“kau yang tadinya terlihat aneh, sekarang jadi semakin aneh. Apa kau mau bertemu pangeran di pesata nanti. Kenapa kau memakai pakaian seperti sinderella ?”
“ini bukan seperti sinderella tapi ini memang pakaian sinderella. Aku hanya ingin mengenakan pakaian idolaku !” Janed sedikit kecewa
“cepat ganti, gunakan pakaian yang simpel dan tidak terlalu menyolok !!” Danis menyuruh Janed berganti pakaian
“hmmmmm, repot banget sih !!” Janed masuk untuk berganti pakaian lagi
“ini yang terakhir !” Janed menunjukkan pakaiannya yang ke tiga
Danis terlihat begitu terpanah melihat Janed dengan pakaian yang dikenakannya. Janed terlihat angggun dan cantik. Danis menatap Janed dan tak berkedip.
“hey, tadi kau begitu cerewet menghina semua pakaianku, tapi kenapa kau sekarang diam begitu ? masih terlihat aneh ya ?”
“kau cantik !!!” kata Danis muncul dari mulutnya begitu saja
“benarkah ?” Janed muka memerah dan tersenyum
Setibanya di tempat pesta, Danis dan Janed disambut oleh beberapa teman-temannya. Danis dihampiri David, rekan kerja Danis
“hey, kau datang juga. Aku kira kau tidak datang  !” David menjabat tangan Danis
“aku bosan dirumah terus, sekali-kali keluar cari hiburan !”
“kau datang ketempat yang tepat. Ngomong-ngomong, siapa wanita cantik ini ?” tanya David melihat kearah Janed
“oh iya. David, ini Janed. Janed, ini David !!” Danis memperkenalkan Janed pada David
“halo, kau terlihat cantik !!” David memuji menjabat tangan Janed
“terima kasih !” Janed membalas jabatan David dengan senyuman
“kalu begitu selamat menikmati pestanya, aku tinggal dulu !!” David kemudian pergi
“ya, silahkan !”
Danis mengajak Janed mengambil minuman dan makanan.
“ramai sekali, apa semua orang disini teman-temanmu ?” tanya Janed sambil mencicipi makanan
“tidak semua, hanya beberapa saja. Aku tipe orang yang tidak pandai bergaul. Jadi aku hanya kenal tapi tidak terlalu dekat. !” jawab Danis
“aku jarang ke pesta seperti ini. Kalau tidak acara sunatan ya acara nikahan !!”
“Ha.ha.ha.ha !!” Danis tertawa mendengar perkataan Janed
“jangan tertawa, malu kan dilihat orang !!” Janed memukul bagu Danis
“maaf, kau sebenarnya tinggal di desa mana. Kok sepertinya tidak begitu akrab dengan pesta ?” tanya Danis sambil tertawa
“ya aku memang orang desa, apa kau puas !!” Janed kesal
“he.he.he bercanda begitu saja marah !!”
“aku mau keluar sebentar, tempat ini terlalu ramai !” Janed keluar
“jangan jauh-jauh !!”
Disaat Danis sedang sendiri, dari kejauhan Danis melihat Novi seperti akan mendatanginya. Danis merasa bingung, harus menghindar atau tetap ditempatnya.
“jadi kau datang juga !” sapa Novi duduk disamping Danis
“tapi aku akan pergi !” Danis hendak meninggalkan Novi
“tunggu Danis !” Novi memgang tangan Danis
“sebaiknya mulai sekarang, jangan muncul lagi dihadapanku !” Danis melepaskan tangan Novi
“tapi kenapa, katakan padaku Danis. Apa yang harus aku lakukan agar kau bisa menerimaku kembali ?” Novi memohon
“karena dia sudah ada wanita lain !” Janed tiba-tiba muncul menggandeng tangan Danis
Novi terlihat kaget dan tidak pernah tahu kalau Danis sudah punya pengganti dirinya.
“kau sudah tahu alasannya kan ?” Danis meyakinkan Novi
“tidak mungkin !” Novi masih belum percaya
“sebaiknya mulai sekarang jangan pernah muncul lagi dihadapanku. Bila kau benar-benar sudah berubah, maka carilah laki-laki yang lebih baik dariku. Cintai dia dan jangan sekalipun menyia-nyiakan cintanya. Perlu kau tahu, disia-siakan itu jauh lebih menyakitkan dari pada ditinggalkan. Terima kasih sudah pernah membuat hidupku indah, selamat tinggal  !” Danis kemudian pergi
Danis pergi meninggalkan Novi yang sedang menangis. Novi tahu kalau dia salah tapi dia tak pernah tahu kalau kesalahannya akan jadi seperti ini. Didalam mobil, Janed terus memandang wajah Danis. Dia melihat air mata Danis keluar dan mengalir dipipinya.
“kau menangis !!” Janed melihat Danis menangis
“tidak, aku tidak menangis !” Danis berbohong dan mencoba membasuh air matanya
“jelas-jelas kau menangis !”
Danis membanting stir dan menepikan mobilya lalu menghentikan mobilnya. Danis terdiam dan air matanya kembali mengalir dipipinya.
“tidak apa-apa menangislah, tumpahkan semua kesedihanmu !” Janed menyuruh Danis menangis
Danis akhirnya tidak mau membendung air matanya, dia menangis tiada henti. Janed ikut meneteskan air mata melihat Danis menangis seperti itu.
Malam semakin larut, Danis berbaring ditempat tidurnya tapi matanya tak bisa dipejamkan. Janed malam itu kembali mendatangi Novi. Kali ini dia akan membuat perhitungan pada Novi. Novi saat itu sedang menonton TV, secara tiba-tiba lampu berkedip-kedip. Hal itu membuat Novi kaget dan sedikit ketakutan. TV yang tadinya menyala tiba-tiba mati sendiri. Novi mencoba menyalakannya dengan remot ditangannya tapi TV tak bisa menyala. Karena merasakan keanehan, akhirnya Novi masuk kamarnya dan berbaring ditempat tidur. Mata Novi jelalatan kesana kemari karena merasa dirinya seperti ada yang mengikuti.
Alangkah kagetnya Novi ketika Foto dikamarnya tiba-tiba jatuh dan mengeluarkan suara yang keras. Nafas Novi tersengal-sengal seperti selesai berlari ratusan kilo.
“siapapun kau, kumohon jangan menggangguku. Aku tidak tahu apa salahku sehingga kau melakukan ini padaku. !” Teriak Novi ketakutan
Pintu kamar Novi terbuka sendiri, Novi turun dari tempat tidurnya berlahan mendekati pintu kamarnya. Tidak ada siapa-siapa diluar dan Novi kembali menutup pintu kamarnya. Ketika dia berbalik, Janed menampakkan wujudnya didepan Novi.
“haaa... !!! kau siapa ?” tanya Novi kaget
“kau tidak ingat aku ?”
“kau, kau kan yang di pesta tadi malam ? dari mana kau tahu rumahku dan mau apa kau kerumahku ?” tanya Novi
“kau masih bertanya aku datang kesini kenapa, aku kesini ingin membalas atas semua yang sudah kau lakukan padaku !” Janed mengatakan maksud kedatangannya
“menuntut balas ? memang apa yang sudah aku lakukan padamu. Aku tidak mengenalmu !” Novi tampak bingung
“kau tahu, laki-laki yang kau nikahi adalah kekasihku. Kau telah merebutnya dariku dan kau, telah membuat dia meninggalkanku. !” Janed menceritakan kekasihnya
“jad.. jadi kau wanita yang mati bunuh diri karena ditinggal kekasihnya itu ?” Novi mulai mengingat kejadian masa lalu
“ya, benar. Kau tahu, aku sangat mencintainya, bahkan aku rela mati demi dirinya. Dengan begitu gampangnya kau menggoda dia dan akhirnya dia meninggalkanku. Kau tahu bagaimana perasaanku saat itu ? aku hancur, kacau dan tidak ada semangat hidup dan akhirna aku jadi seperti ini. Menjadi arwah penasaran, kesana kemari tanpa tujuan dan mungkin akan tenang bila sudah memberimu pelajaran !!”
“kumohon maafkan aku !” Novi bersujud didepan Janed meminta maaf
“apa kau kira hanya dengan meminta maaf maka masalah akan selesai. Kata maafmu tidak akan merubah apapun karena kata maaf saja tidaklah cukup. Walaupun kau menyembahku aku tidak akan pernah bisa memaafkanmu !” Janed tidak mau memaafkan Novi
“mungkin kau perlu mendengarnya. Pacarmu, atau tepatnya laki-laki yang akan menikahiku adalah seorang Playboy. Kau salah bila mengatakan kalau aku merebutnya darimu. Dia yang memohon-mohon padaku untuk menerima cintanya. Kau tidak tahu situasiku saat itu seperti apa. Perusahaan ayahku bangkrut dan membutuhkan uang untuk membuat Perusahaan tidak bangkrut. Di datang disaat ayahku butuh banyak uang, dan dia mau memberi uang yang ayah butuhkan. Dia memberikan tidak begitu saja, dia mau membantu ayahku asalkan aku mau menikah dengannya. Keterpurukan keluargaku membuatku tidak punya pilihan. !” cerita Novi
“ternyata kau melakukan itu demi uang !”
“bukan demi uang, tapi demi keluargaku. Kau juga seorang anak, kau akan melakukan hal sama bila kau saat itu diposisiku. !”
“apa kau tahu, karena perbuatanmu banyak orang yang terluka. Danis, kalau bukan karena aku dia mungin sekarang sudah mati !” Janed menyinggung percobaan bunuh diri yang dilakukan Danis
“apa maksudmu, Danis ..... ?”
“karenamu, dia hampir bunuh diri. Begitu berartinya dirimu baginya, dan dia tidak bisa hidup tanpamu. Tapi apa yang sudah kau lakukan padanya, kau mencampakkan dia. !!”
“saat itu aku sangat ingin datang kepada Danis dan mengatakan hal yang sebenarnya !”
“tapi kenapa kau tidak kau lakukan, kau justru pergi begitu saja !”
“aku tidak punya keberanian untuk menampakkan mukaku didepan Danis. Dan bila aku bertemu dengan Danis, akan membuatku semakin terluka. Aku sangat mencintai Danis dan aku juga mencintai keluargaku. Aku tahu aku salah, sekarang kau boleh menghukumku. Lakukan apapun yang ingin kau lakukan padaku !” Novi mengaku salah dan bersedia dihukum
“kembalikan senyum Danis !” kata Janed kemudian menghilang
Novi menagis semalaman. Perasaan bersalah menyelimuti hatinya. Dia bingung harus bagaimana, dia ingin sekali meminta maaf pada Danis tapi Danis tidak mau bertemu lagi dengan Novi.
Setelah menemui Novi, Janed mendatangi laki-laki yang sudah pernah menyakiti hatinya. Mantan kekasih Janed bernama Dikcy, pemuda yang memang kaya raya. Saat itu Dicky sedang membaca buku di perpustakaan rumahnya.
Tiba-tiba Dicky mendengar suara pintu seperti ditendang seseorang. Suatra keras itu tentu saja mengagetkan Dicky. Dicky pergi memeriksa asal suara itu.
“apa kau sudah puas mempermainkan semua wanita ?” Janed muncul tiba-tiba dibelakang Dicky
“ka ka ka kau........ Janed!!!” Dicky wajah ketakutan
“apa kau merindukanku ?” Janed wajah sinis
“tidak tidak, ini tidak mungkin. Bukankah kau ....... !!” Dicky masih tidak percaya dengan kemunculan Janed
“ya aku sudah mati. Aku datang untuk membawamu ikut bersamaku !” Janed menakuti Dicky
“pergi, kau pergilah. Ini bukan tempatmu, kau sudah mati !!”
Janed terbang mendekati Dicky dan mencengkeram leher Dicky sampai dia kesulitan bernafas
“sudah ku bilang aku akan pergi dengan membawamu bersamaku !” Janed mencengkeram leher Dicky
“aku tahu aku salah, aku minta maaf. Tolong lepaskan aku !” Dicky memohon untuk dilepaskan
“kau tahu, membunuhmu tidak cukup untuk menebus kesalahan yang sudah pernah kau perbuat. Dengan mudah kau mencampakkanku, hingga aku jadi seperti ini. Apa kau fikir wanita itu mainan,  kau ambil saat kau butuhkan dan kau buang saat kau bosan. ! kau memang punya uang, dengan uang itu kau bisa melakukan apapun dan membeli apapun bahkan wanita. Tapi perlu kau tahu, tak semua hal didunia ini dapat kau beli dengan uangmu. Ada satu hal yang tidak bisa kau beli, yakni kematian. Jadi sekarang terimalah kematianmu ” Janed mencengkeram leher Dicky semakin keras
Melihat Dicky kesakitan, keinginan Janed membunuh Dicky menurun. Janed melepaskan cengkramannya dan Danis jatuh kebawah dan batuk-batuk memegangi lehernya.
“kenapa berhenti, sedikit lagi kau sudah berhasil membunuhku. Aku tidak akan menyalahkanmu !” Dicky tidak menolak dibunuh
“aku tidak mau mengotori tanganku karena membunuh laki-laki sepertimu. Aku ingin Tuhan yang menghukummu !” Janed tidak jadi membunuh Dicky
“Tuhan sudah menghukumku. Kau tahu, beberapa hari yang lalu aku ditinggalkan orang yang aku cintai. Ayahku, laki-laki yang sekaligus menjadi ibuku. Aku baru tahu, ditinggalkan orang yang sangat kita cintai adalah hal yang paling menyakitkan. Aku tidak tahu rasanya sesakit ini. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi didunia ini. Bunuhlah aku, bila itu bisa menebus semua kesalahan yang sudah aku perbuat. !” Dicky meminta Janed untuk membunuhnya
“perlu kau tahu, sampai saat ini aku masih mencintaimu. Dan apakah kau pernah bertanya seberapa besar cintaku kepadamu ? aku tidak tahu kenapa aku bisa kenal dengan orang sepertimu, dan begitu bodohnya aku bisa mencintai orang sepertimu. Berhentilah menyakiti orang lain, dan mulai menghargai dan menyayangi orang lain. Hiduplah lebih layak dan berguna untuk orang lain !” Janed kemudian menghilang
Dicky telah sadar bahwa dia selama ini melakukan kesalahan yang menyakiti banyak orang disekelilingnya. Dia mulai berbenah diri dan melakukan perubahan dalam dirinya.
Saat Janed pergi dari rumah Dicky, Janed didatangi oleh seorang laki-laki. Janed seperti mengenal laki-laki yang mendatanginya. Mereka saling menatap untuk beberapa lama.
“ternyata kau lebih cantik dari yang ku bayangkan !” sapa laki-laki itu
“Kakak !” Janed mengenali laki-laki itu
Laki-laki yang datang adalah Kakaknya Janed yang sudah meninggal saat Janed berusia 13 tahun. Janed tidak menyangka akan bertemu kembali dengan kakaknya. Janed memeluk erat Kakaknya untuk melepas kerinduannya.
“aku sangat merindukan Kakak !” Janed mengungkapkan kerinduannya dalam pelukan Kakaknya
“Kakak juga Janed !”
“Kakak kok tahu Janed ada disini ?” tanya Janed melepaskan pelukannya
“Kakak datang untuk menjemputmu !”
“menjemputku ?” Janed sedikit bingung
“ya, kau tidak akan jadi arwah penasaran lagi. Kau sekarang sudah bisa ikut Kakak !” Kakak Janed mengajak Janed pergi ke alamnya
“benarkah ?” Janed ekspresi senang
“apa Kakak terlihat sedang bercanda ?”
“tapi Kak, sebelum aku pergi apa boleh aku melakukan satu hal ?” Janed mengajukan permintaan
Kakak Janed mengijinkan Janed untuk melakukan apa yang ingin Janed lakukan.
Keesokan harinya Janed mendatangi Danis yang sedang berada diruang kerjanya.
“bisakahkau temani aku jalan-jalan ?” Janed minta ditamni jalan-jalan
“aku sedang sibuk, lain kali saja !” Danis tidak mau
“aku mohon !” Janed bertopang dagu di meja Danis dengan wajah memelas
“ya baiklah !” Danis bersedia
Danis berganti pakaian dan mengambil mobil. Mereka pergi dengan membawa mobil.
“kau mau jalan-jalan kemana ?” tanya Danis sambil menyetir
“aku tidak tempat menyenangkan yang ada disini. Jadi terserah kau saja !” Janed meminta Danis mencarikan tempat yang menyenangkan
Danis mengajak Janed ke pantai yang dulunya menjadi tempat favoritnya bersama Novi. Turun dari mobilnya, Janed berlari menuju tepian pantai.
“baru kali ini aku melihat laut secara langsung, biasanya hanya bisa lihat di TV !” Janed terlihat senang sambil bermain air
“kau itu benar-benar orang susah ya, pergi saja ke laut saja tidak pernah !” Danis menghina Janed bercanda
“hey kau jangan menghinaku ya !!” Janed menyipratkan air kearah Danis
“hentikan itu, baju kan bisa basah !!” Danis marah kemudian membalas Janed
Mereka saling menyipratkan air sambil tertawa bersama. Mereka saling bergurau dan kejar-kejaran. Karena capek, mereka menjatuh badan mereka diatas pasir posisi duduk. Janed sedang sibuk bermain pasir seperti mau membuat sesuatu dari pasir.
“kau sedang buat apa ?” tanya Danis
“coba tebak ini apa ?” Janed memperlihatkan hasil kreasinya dari pasir
“apa itu kodok !” Danis salah tebak
“ini kura-kura tahu. Ini tempurungnya !”
“ow, kura-kura. Bentuknya seperti kodok !”
“kau tahu Danis, aku suka sekali kura-kura. Dari kecil aku ingin sekali pelihara kura-kura.!” Janed mengatakan sukanya pada kura-kura
“lalu kenapa tidak pelihara kura-kura ?” tanya Danis
“ada banyak hal yang ingin aku lakukan dalam hidupku tapi tak banyak yang bisa terwujud!”
“lalu apa hal yang sangat ingin kau lakukan di kehidupanmu yang sekarang ?” tanya Danis
“tentu saja aku ingin menuju tempat yang seharusnya aku tempati karena ini bukanah tempatku. Danis apa kau nanti akan merindukanku bila suatu saat aku pergi ?”
“jangan berbicara kata perpisahan, ayo kita pulang sudah siang !!” Danis mengajak pulang
Karena sudah siang, Danis mengajak Janed pulang. Janed telihat sedang menunggu Danis di mobil. Danis pamit pada Janed untuk membeli sesuatu. Tak lama menunggu, Danis kembali dengan membawa sebuah kotak berukuran sedang. Danis memberikan kotak itu kepada Janed
“apa ini ?” tanya Janed menerima sebuah kotak dari Danis
“kau sudah memberikan banyak hal padaku, dan aku belum pernah memberimu apa-apa. Jadi hanya itu yang bisa aku berikan”
“waahhh, Kura-kura !!” Janed tampak kegirangan melihat isi kotak itu ternyata dua ekor kura-kura berukuran kecil
“terima kasih ya  Danis !” Janed berterima kasih
Dengan segera mereka kembali kerumah. Setibanya dirumah, Danis mengambilkan guci yang terbuat dari kaca dan yang sudah diisi air.
“ini, masukkan kura-kura itu !” Danis meletakkan guci diatas meja
“apa kau punya spidol ?” Janed meminta spidol
“sebentar aku ambilkan !” Danis mengambilkan spidol
Danis memberikan spidol kepada Janed, Janed menuliskan sebuah huruf diatas tempurung kedua kura-kura kecil itu. Satu ditulis huruf J dan satunya lagi huruf D. Setelah memberikan huruf diatas tempurung kedua kura-kura, Janed langsung memasukkannya kedalam guci.
“kau menulis huruf J dan D diatas tempurung kura-kura itu ? apa inisial namamu dan pacarmu ?” tanya Danis
“J adalah Janed dan D adalah Danis. Aku ingin kedua kura-kura ini menjadi bukti kalau kita pernah menjadi teman !” Janed menjelaskan
“ow begitu! Kau lihat, kura-kura dengan huruf J itu memang mirip denganmu, lihat mulutya !” Danis mengejek Janed bercanda
“he.he.he dasar kau itu memang jahat !!”
Hari sudah mulai sore, Janed mendatangi rumah Novi. Novi saat itu sedang makan di meja makan.
“boleh aku minta segelas air !” kata Janed muncul tiba-tiba duduk didepan Novi
Karena kaget, Novi sampai tersedak dan buru-buru minum segelas air
“kenapa kau datang lagi, belum puas kau mengangguku ?” Novi dengan nada agak marah
“bila kau benar-benar mencintai Danis, dan mau memperbaiki kesalahan. Datanglah kerumahnya Danis sore ini. Maaf kalau sudah menggangu acara makanmu. !” Janed kemudian menghilang
“hey tunggu !!” Novi ingin menanyakan sesuatu tapi Janed sudah menghilang.
Danis bangun dari tidurnya dan keluar dari kamarnya. Danis melihat Janed sedang memberi makan kura-kuranya.
“kelihatannya kau memang suka dengan kura-kura !” sapa Danis duduk di sofa dekat Janed
“ya, kura-kura bagiku adalah hewan yang paling baik !” sahut Janed
“kenapa begitu ?” tanya Danis
“kura-kura tidak punya amarah dan tidak punya kemampuan untuk menyakiti. Dia hidup sesuai dengan jalannya dan tidak pernah ada keinginan untuk menguasai. Aku ingin seperti kura-kura !!”
“bukankah yang seperti itu mudah sekali ditipu, disakiti, dan dipermainkan. Kalau aku tidak mau seperti itu !”
“kau tidak sedang membicarakan dirimu sendiri kan ?” Janed merasa David sedang membicarakan tentang dirinya
“apa kau melihatku seperti itu ?” tanya Danis
“aku ingin mengatakan sesuatu, dan aku tahu kau pasti tidak suka mendengar namanya. Tentang Novi .... !!” Janed hendak membicarakan sesuatu tentang Novi
“bisakah kau untuk tidak lagi menyebut nama itu didepanku ?” Danis merasa tidak suka dan hendak pergi
“kumohon jangan pergi dan dengarkan aku !!” Janed meminta Danis untuk tidak pergi
“baiklah untuk kali ini saja !!” Danis mau mendengarkan
“kau sekarang pasti membenci Novi dan berharap tidak lagi bertemu dengannya lagi. Tapi jauh dari rasa bencimu pada Novi kau perlu tahu tentang beberapa hal yang selama ini Novi sembunyikan darimu. !”
Janed menceritakan semua yang terjadi pada Novi dan alasan kenapa dia meninggalkan Danis. Hati Danis mulai tergugah untuk memaafkan Novi dan mempertimbangkan untuk menerimanya kembali.
“dari mana kau tahu semua tentang Novi ?” tanya Danis memastikan
“kita akan tahu kalau kita mau mencari tahu !” jawab Janed
Beberapa saat kemudian, pintu rumah Danis diketuk oleh seseorang. Janed tahu siapa yang datang itu. Danis berdiri dari tempat duduknya dan membukakan pintu. Danis terkejut, ternyata yang datang adalah Novi. Melihat Novi, Danis terlihat mengacuhkan Novi.
“bisakah kau tidak memalingkan wajah bila sedang melihatku !” Novi meminta Danis untuk melihatnya
“bukankah aku sudah memintamu untuk tidak muncul lagi dihadapanku ?”
“bagaimana aku bisa pergi dengan meninggalkan luka di hatimu. Aku datang kesini untuk mencoba mengobati luka itu !”
“luka yang kau buat terlalu dalam, kau tidak akan pernah bisa mengobatinya. Pergilah, biarkan luka ini aku bawa sampai aku mati !!”
“aku akan berdiri disini sampai kau mau memaafkan aku dan menerimaku kembali !” Novi berdiri didepan rumah Danis memohon
“terserah kau mau melakuka apa. Aku sudah tidak peduli !” Danis menutup pintunya.
Sore itu sedang mendung. Langit terlihat sangat hitam dan angin berhembus sangat dingin. Novi masih terus berdiri didepan rumah Danis. air hujan akhirnya turun dari langit. Hujan turun sangat lebat dan diselingi petir beberapa kali. Danis menuju cendela dan membuka tirai yang menutupi cendela. Danis masi melihat Novi berdiri didepan rumahnya. Novi terlihat basah kuyup dan beberapa kali membasuh mukanya yang basah kena air hujan.
“bagaimana kau bisa menyebut dirimu laki-laki membiarkan wanita berdiri diluar sana kehujanan. Mana hati nuranimu ?” Janed muncul menasehati Danis
“kenapa kau sekarang membela Novi, sudah jangan campuri urusanku !” Danis bernjak masuk ke dalam kamar
“aku tidak membela Novi karena aku juga membenci Novi !” Janed mulai berterus terang
Mendengar kata benci, Danis terhenti dan berbalik melihat kearah Janed.
“bila kau membencinya kenapa kau membelanya ?”
“mungkin saatnya aku jujur padamu. Wanita yang merebut kekasihku adalah Novi !” Janed mengatakan hal sebenarnya
“apa !!” Danis tampak terkejut
“setelah aku tahu kenyataan itu aku sangat membenci Novi. aku sangat ingin menghukumnya agar dia merasakan apa yang aku rasakan. Kau tahu Danis, membenci ternyata bukan cara terbaik untuk membuat segalanya menjadi baik. Membenci malah membuat hidupku semakin tidak nyaman. Hidupku terasa lebih baik setelah aku mencoba untuk memaafkan. Memang awalnya sulit, tapi lama-lama kau akan terbiasa !”
Mendengar perkataan Janed, Danis terlihat mulai sadar dengan apa yang sudah dia lakukan. Sementara itu Novi yang masih ada diluar. Karena sudah tak kuat berdiri, Novi jatuh terduduk sambil menangis. Novi merasa ada yang aneh, dia seperti ada yang sedang memayunginya. Setelah dia menengok keatas ternyata Danis datang menhampirinya membawa payung.
“Danis !” Novi segera berdiri
“kau keras kepala sekali !!” Danis berkata pada Novi
Novi langsung memeluk Danis, dan Danis melepaskan payung ditangannya dan membalas pelukan Novi. mereka berdua menangis sambil saling berpelukan erat. Raut muka senyum terlihat diwajah Danis. Danis melihat Janed sedang tersenyum kepadanya dari kejauhan. Danis kembali memeluk Novi semakin erat.
“kau bisa flu bila hujan-hujanan seperti ini !” Kakak Janed datang memayungi Janed
Janed terus memandang Danis dan Novi yang berpelukan. Janed senang karena berhasil menyatukan mereka kembali.
“sudah saatnya kita pergi !” Kakak Janed mengajak Janed pergi
Berlahan Janed ikut Kakaknya pergi. Saat pergi bersama Kakaknya, Janed menoleh ke arah Danis
“selamat tinggal, Danis !” kata Janed dalam hati
Danis tidak tahu kalau malam itu adalah malam terakhir dia melihat Janed. Karena Janed telah pergi selama-lamanya.
Keeseokan harinya Danis keluar dari kamarnnya. Danis mendatangi kura-kura Janed dan memberi makan. Saat memberi makan, Danis melihat sepucuk surat dibawah guci kaca tempat kura-kura. Danis mengambil surat itu dan membacanya.
“saat kau membaca surat ini, aku sudah tidak ada disini. Karena aku sudah kembali ketempat yang seharusnya menjadi tempatku sejak dulu. Aku selama didalam botol aku berfikir tidak akan pernah bisa keluar. Akan tetapi takdir berkehendak lain. Semenjak kau keluarkan aku dari dalam botol, aku merasakan kembali kehidupanku. Ya, walau ada kenyataanya aku sudah mati. Terima kasih sudah membuatku keluar dari dalam botol, dan terima kasih juga atas semua perhatian yang sudah pernah kau berikan kepadaku. Mungkin setelah ini kita tidak akan bertemu lagi untuk selamanya. Oh ya, aku lupa menceritakan Kakakku. Aku punya seorang Kakak tapi meninggal saat usiaku13 tahun. Kau tahu, siapa yang menjemputku kembali ke alamku ? dia adalah Kakakku. Aku senang sekali bisa bertemu lagi dengan Kakakku. Tapi aku sedih karena tidak akan bertemu lagi denganmu. Maaf aku tidak berpamitan denganmu, tolong jaga kura-kuraku jangan lupa diberi makan. Danis, selamat atas kembalinya Novi kepadamu. Sayangi dia dan jaga dia. Tetaplah hidup dengan semangat dan jangan sakali-kali menyia-nyiakan hidupmu.  Selamat tinggal Danis, dari temanmu Janed. !” isi surat ang dibaca Danis
Membaca surat itu, Danis meneteskan air mata. Dia melihat sepasang Kura-kura dan tersenyum. Dia masi teringat saat Janed memberi makan kura-kura itu. Sore harinya Danis mengunjungi makan Janed sambil membawa bunga. Danis duduk disamping makam Janed dan menyentuh batu nisan makam Janed.
“kau tega sekali, kenapa tidak berpamitan padaku. Janed, aku tidak tahu apa kau masi bisa mendengarku. Terima kasih, terima kasih karena sudah hadir dalam kasih hidupku dan terima kasih sudah membuat aku tetap hidup. Mungkin aku senasip denganmu bila saat itu kau tidak mengahalangiku. Kau memang sudah menghilang dari hadapanku, tapi kau tidak akan pernah hilang dari dalam hatiku !” Danis meneteskan air mata sambil menaburkan bunga diatas makam Janed
Setelah membacakan do’a untuk Janed, Danis berdiri dan terdiam sejenak memandang makam Janed.
“selamat jalan Janed, semoga kau tenang di alam sana !” kata Danis kemudian pergi
Danis dan novi hidup bahagia. Mereka sudah menikah dan dikaruniai seorang anak perempuan. Mereka sepakat anak perempuan mereka diberi nama JANED.



                                                                               Selesai .............      

Mohon Maaf bila terdapat banyak kesalahan pengetikan !!!

- Copyright © Mas Ngat..!!! - Adjie - Powered by Blogger - Didesain Oleh Ngataji, S.Kom -