Archive for Januari 2014
CERPEN : Bolehkah Aku Mencintaimu
Cinta
bisa datang
dimana saja dan pada siapa saja. Sebagian
orang tidak mampu untuk menguatarakannya dan memilih untuk memendam rasa,
seperti Rava siswa kelas 2 SMA yang jatuh cinta kepada Yesi teman sekelasnya.
Rava menyukai Yesi semenjak kelas 1 tapi Rava tidak pernah berani mengungkapkan
rasa suka itu.
Siang itu Rava sedang duduk didalam kelas.
Tampak Rava sedang memandang ke arah Yesi yang sedang bercanda dengan temannya.
Rava terlihat begitu megitu mengagumi Yesi sehingga tidak menyadari kehadiran
Bayu teman sebangku Rava.
“bila suka kenapa tidak dikatakan saja langsung
padanya !” Bayu duduk disamping Rava
Perkataan Bayu memecah pandangan Rava pada
Yesi. Rava tampak terkejut dan mengalihkan pandangannya dari Yesi.
“kau mengagetkanku saja Bay !” kata Rava sambil
membereskan buku dimejanya
“maaf sudah mengganggu lamunanmu. Aku melihat
kau memandangi Yesi dari tadi, bila suka bilang saja langsung Rav !” Bayu
memberi nasehat
“kau itu ngomong apa, siapa juga yang suka pada
Yesi !” Rava mencoba mengelak
“hey bung, bibir bisa saja berbohong. Tapi mata
tidak bisa dibohongi !” Bayu masih mencoba membenarkan dugaannya
“kau ini, sudah jangan ganggu aku. Aku mau
belajar !” Rava membuka buku pelajaran
“kalau kau tidak mau ngomong, biar aku saja !!”
Bayu beranjak dari tempat duduknya dan mengampiri Yesi
“eh Bay, jangan Bay…. Bayyyy !!!” Rava mencoba
melarang bayu.
Bayu mendekati Yesi dan membisikkan sesuatu
pada Yesi. Entah apa yang dikatakan Bayu, Yesi langsung melihat kearah Rava.
Spontan Rava menutup mukanya dengan buku karena merasa malu.
Bel istirahat berbunyi, Yesi keluar kelas dan
akan pergi kekantin. Bayu memanggil Yesi hendak mengatakan sesuatu.
“Yesi, tunggu !!!” Rava memanggil Yesi
“Ya, Rav ada apa ???” tanya Yesi
“maaf, soal yang dikatakan Bayu tadi padamu.
Jangan mempercayainya, itu tidak benar !!” Bayu mencoba menutupi rasa sukanya
“benarkah ?? aku kira beneran !! padahal aku
ingin sekali makan bakso !!” kata Yesi
“bakso ?” Rava sedikit bingung
“ya, tadi Bayu bilang akan mentraktirku makan
bakso !”
“jadi yang dibisikkan Bayu tadi……????”
“iya, Bayu bilang mau mentraktirku makan bakso.
Dan dia juga bilang akan mengajkmu juga !!!” Yesi mengatakan yang dibisikan
Bayu
“oh ya ampun. Aku kira dia mengatakan yang lain
!” Rava nada lega
“hal lain ? ada apa sebenernya ?” gantian Yesi
yang bingung
“tidak, tidak, tidak ada apa-apa !!!”
Bayu telah salah menduga, ternyata yang
dibisikan Bayu pada Yesi tidak seperti yang Rava duga. Tapi Rava lega bahwa
Bayu tidak mengatakan kalau Rava suka pada Yesi.
“Hahahahaha….!!!!” Bayu tertawa terbahak-bahak
“senang ya sudah membuat aku salah sangka !!!”
Rava ekspresi wajah jengkel
“Hahaha… Rava, Rava !!” Bayu mentertawakan Rava
“aku kira kau membisikan hal yang ga bener
tentang aku !”
“kalau boleh aku memberi saran, sebaiknya kau
katakan saja kalau kau suka padanya. Kau tau, cinta itu tak bisa ditebak.
Sebelum kau menyesal sebaiknya katakan saja apa yang ada dalam hatimu” Bayu
menasehati Rava
“kau,
benar. Aku harus katakan padanya tentang perasaanku. Apa kau bisa membantuku
Bay ?” Rava meminta bantuan Bayu
“kau bertanya pada orang yang tepat bung !!!”
Bayu sambil memeluk pundak Rava
“jadi, apa yang harus aku lakukan ?” tanya Rava
“kau tahu Rav, wanita adalah mahkluk yang
begitu mengagungkan kelembutan, keromantisan dan perhatian. bila kau memiliki
salah satu dari yang aku sebutkan tadi, akan sangat mudah. Tapi kalau tidak,
akan terasa sulit. Dari yang aku tahu, wanita itu sulit untuk dipahami. Tak
cukup dengan keromantisan, kelembutan dan perhatian. Terkadang butuh yang
namanya uang. Tapi tenang tidak semua wanita seperti itu !” Bayu dengan nada
yang seperti sudah berpengalaman
“terus, aku harus bagaimana ?” Rava terlihat
bingung
“dasar kutu buku, sepertinya kau harus
meninggalkan hobi membacamu dan meluangkan waktu untuk belajar tentang sifat
wanita. Sebaiknya kau datangi Yesi, tatap matanya dan katakan kau suka padanya.
Sekarang atau tidak sama sekali !”
“baiklah akan ku coba !”
“nah itu baru bener, kau tidak perlu takut
ditolak. Ditolak itu biasa yang penting kau sudah berusaha”
“ya Bay, aku akan katakan pada Yesi tentang
perasaanku !!” Rava terlihat bersemangat dan berdiri seperti hendak ke suatu
tempat
“hey.. hey….kau mau kemana ?” tanya Bayu
“menemui Yesi dan mengatakan aku suka padanya
!” Rava penuh semangat
“aku menghargai semangatmu, tapi kau tidak
melihat ini jam berapa ? jam 12 malam. Kalau kau menemui Yesi, kau tidak akan
dapat cinta Yesi malah digebukin dikira maling !”
“benar juga, ya sudah kalau begitu besok saja
!!” Rava berbaring ditempat tidurnya dan tidur
“Rava …Rava kalau masalah pelajaran pinternya
minta ampun, tapi kalau urusan cinta sepertinya susah. Dasar payah !!!” Bayu
menggerutu pada Rava
“aku masi belum tidur lo Bay, jangan jelek
jelekkan aku !!!” Rava berkata sambil memejamkan mata
“oh, maaf tak kira suda tudur !!!” Bayu
kemudian tidur
Bayu saat itu numpang tidur dirumah Rava,
karena Rava yang meminta Bayu untuk menginap dirumahnya supaya Rava bisa
meminta pendapat pada Bayu.
Hari berikutnya berlangsung seperti biasa, tapi
Rava akan melakukan hal yang tidak biasa. Rava selalu mengamati gerak gerik
Yesi, menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaannya. Setelah lama
menunggu pada jam pulang, Rava akan mengutarakan perasaannya pada Yesi.
Rava melihat Yesi berjalan keluar sekolah, Rava
segera mengikuti Yesi dari belakang dengan sedikit berlari. Saat hampir dekat,
tanpa disangka seorang laki-laki menghampiri Yesi dengan sepeda motor. Laki-laki
itu adalah kakak kelas Yesi. Laki-laki itu mencium tangan Yesi kemudian Yesi
pulang bersama laki-laki itu.
Rava terlihat begitu terpukul setelah apa yang
dia lihat. Ternyata wanita yang selama ini dia kagumi sudah memiliki pacar.
Rava terasa membeku, badannya tidak mampu bergerak.
“kadang yang kita lihat tidak seperti yang kita
bayangkan !” Bayu datang menepuk menupuk bahu Rava
“tapi yang barusan aku lihat sudah menjelaskan
sesuatu ! dia sudah punya pacar dan aku, sudah terlambat !!” Rava dengan mata
berkaca-kaca
“sabar ya Rava, mungkin belum waktunya.
Sebaiknya kau pulang, maaf tidak bisa pulang bareng aku ada urusan. Aku duluan
ya !!!” Bayu pamit pulang duluan
Dengan hati yang hancur, Rava berjalan pulang
dengan tatapan kosong. Rumah Rava tidak begitu jauh dengan sekolahnya, jadi setiap
hri dia pulang pergi sekolah jalan kaki. Rava terlihat sangat terpukul dan merasa menyesal tidak mengutarakan
cintanya dari dulu.
Setalah berjalan beberapa jauh, langkah Rava
terhenti. Dia melihat Yesi berdiri didepannya agak jauh melihat kearah Rava
sambil tersenyum. Rava terdiam beberapa saat karena masi belum percaya dan kaget
Yesi ada didepannya.
“kau seperti melihat hantu, Rava !!” sapa Yesi
“apa… apa yang kau lakukan disini ? bukannya
kau tadi sudah…..!” tanya Rava
“ya aku tadi memang tadi mau pulang, tapi
seseorang datang menghadangku dan mengataan sesuatu padaku !” jawab Yesi
“menghadangmu ? tapi kau tidak apa-apa kan Yesi
? Rava nada panik
“aku baik baik saja kok, kalau tidak percaya
pegang tanganq !” Yesi mengulurkan tangannya
“apa ?” Rava tidak mengerti
“cepat pegang tangannq, aku sudah mulai pegal
!” Yesi menyuruh Rava memegang tangannya
Dengan sedikit canggung, pelan-pelan Rava
menjulurkan tngannya dan menggenggam tangan Yesi.
“apa kau tidak merasa lupa mengatakan sesuatu
?” tanya Yesi
“heh ?” Rava bingung
“bukan heh, tapi yang ada di hatimu. Cepat
katakan !”
“mmmm…. Boleh kah aku….. mencintaimu ?” Rava
mengutarakan cintanya nada terpatah patah
“kau tau Rava, selama ini aku juga suka padamu.
Tapi aku tidak tahu bagaimana mengutarakannya dan sebagai wanita aku tidak
mungkin mengutarakan rasa sukaku pada laki-laki.” Yesi mengutarakan rasa yang
sama
“jadi… kau juga….???”
“ya, aku juga suka padamu. Dan kau moleh
mencintaiku !!!”
Alangkah bahagianya Rava, cinta yang selama ini
ingin dia raih menjadi kenyataan. Begitu dengan Yesi, selama ini dia juga
memendam rasa yang sama. Mereka masih saling berpegangan tangan dan saling
melempar senyum.
“ngomong-ngomong, laki-laki yang bersamamu tadi
siapa ? tanya Rava
“oh dia sepupuku, tapi dia lebih tua dari aku.
Dia memang suka iseng padaku !!” jawab Yesi
“Ciyeeeeeeee !!!!” teriak Bayu bergoncengan sepupu
Yesi naik sepeda berjalan disamping Rava dan Yesi.
Rava dan Yesi menjadi salah tingkah. Rava
mengerti, ternyata yang mengatur pertemuan itu adalah Bayu. Bayu pulang duluan
sebenarnya mengejar Yesi dan menjelaskan semua yang dirasakan Rava pada Yesi.
“terima kasih Bayu !” kata Rava dalam hati
Dan begitulah, akhirnya Rava dan Yesi
berpacaran. Mereka bersama sampai mereka lulus dan melanjutkan diperguruan
tinggi.
“sesungguhnya cinta itu ada dimana saja dan
untuk siapa saja. Tapi, butuh keberanian untuk mengatakannya. Ketika cinta itu
ada, maka kejarlah dan jangan menunggu sebelum cinta itu pergi”
Mohon Maaf bila terjadi kesalahan Pengetikan !!!!